Foto : Prosesi pelaksanaan Isbat Nikah di Aula Setdakab Bener Meriah
Bireuen,Beritalima – Sebanyak 50 pasangan suami istri (Pasutri) korban konflik dan tsunami mengikuti isbat nikah (penetapan keansahan nikah) di gedung serbaguna Sekdakab Bener Meriah, Selasa (4/10)
Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh, bekerjasama dengan Dinas Syariat Islam Bener Meriah, Kementerian Agama Bener Meriah, Mahkamah Syar’iyah Bener Meriah itu dibuka langsung oleh Plt Bupati Bener Meriah Drs. H. Rusli M Saleh.
Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh, bekerjasama dengan Dinas Syariat Islam Bener Meriah, Kementerian Agama Bener Meriah, Mahkamah Syar’iyah Bener Meriah itu dibuka langsung oleh Plt Bupati Bener Meriah Drs. H. Rusli M Saleh.
Turut hadir pada prosesi pelaksanaan kegiatan tersebut dan mengikutinya masing-masing Forkopimda, para pejabat perangkat daerah Bener Meriah, serta Kepala KUA Bener Meriah.
Plt Bupati Bener Meriah Drs. H. Rusli M Saleh menyampaikan, pencatatan perkawinan menimbulkan kemaslahatan umum karena akan memberikan kepastian hukum terkait hak-hak suami dan isteri, anak maupun efek lain dari perkawinan itu sendiri.
Plt Bupati Bener Meriah Drs. H. Rusli M Saleh menyampaikan, pencatatan perkawinan menimbulkan kemaslahatan umum karena akan memberikan kepastian hukum terkait hak-hak suami dan isteri, anak maupun efek lain dari perkawinan itu sendiri.
“Alhamdulillah 50 pasangan suami istri yang selama ini pernikahannya belum diakui oleh negara, dengan adanya kegiatan isbat nikah yang diselenggarakan oleh Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh dan Bener Meriah telah dapat tersenyum lega. “Sebutnya sembatri mengatakan dengan adanya akte pernikahan melalui isbat nikah, para pasutri dapat membuat akte kelahiran anaknya masing-masing, sehingga dalam menempuh pendidikan tidak terkendala .
“Saya atas nama Pemerintah dan masyarakat Bener Meriah mengucapkan terimakasih kepada Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh, namun, saya juga berharap agar Pasutri yang masih belum tercatat secara resmi akte pernikahannya untuk segera diselesaikan, sehingga Kabupaten Bener Meriah tidak lagi memiliki pasutri yang tidak memiliki akte nikah resmi yang di akui oleh negara,”pinta Plt Bupati Drs. H. Rusli M Saleh.
Sementara itu, Ketua Panitia, Hasbi, SH, dalam laporannya menyebutkan 50 pasangan suami isteri yang mengikuti isbat nikah merupakan korban konflik dan Tsunami yang ada di 10 Kecamatan dalam Kabupaten Benar Meriah dan Bireuen.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk memberi kepastian hukum atas perkawinan bagi pasangan yang belum memiliki buku nikah, dan administrasi kependudukan bagi masyarakat korban konfilik, dan fakir miskin,” jelasnya. (Suherman Amin)