BANYUWANGI, beritalima.com – Ajang balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen etape 4 atau terakhir mengambil titik start di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (30/9/2017).
Sebelum mempersiapkan diri memulai balapan dengan sepeda masing-masing, pebalap diminta mengenakan sarung dan peci untuk kemudian menyapa keluarga besar pesantren dan masyarakat Desa Karangdoro. Komentar-komentar mereka yang diterjemahkan pembawa acara tak ayal membuat masyarakat tertawa geli.
“Ini pakaian yang keren dan hangat, ” kata Mohammad Rajablou, pebalap Pishgaman Cycling Team dari negara Iran.
Ada lagi komentar dari Samuel Volkers, pebalap CCN Cycling Team Laos, yang mengatakan bahwa kesempatan itu bagus dan menarik baginya.
“Saya jadi bisa tahu bagaimana kebudayaan orang sini dan merasakan bagaimana memakainya,” ucap pebalap berkewarganegaraan Australia itu.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya mengatakan memang sengaja memilih titik start di Pondok Pesantren Darussalam sebagai kampanye ajaran toleransi bagi anak-anak muslim di sana. Diklat pondok pesantren yang menjadi pusat-pusat pendidikan agama Islam di Indonesia selalu mengajarkan untuk menghargai perbedaan.
“Islam di Indonesia berbasis di pesantren dan pendidikan pesantren berbeda dengan pendidikan di Timur Tengah yang cenderung menyebarkan paham radikal,” ujar Anas.
Dia mengatakan pesan itulah yang ingin disampaikan kepada dunia.
Balapan etape 4 kali ini dimulai di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung dan finish di Kantor Bupati Banyuwangi yang memiliki medan rata tanpa tanjakan sejauh 98,1 kilometer. Selain mencari juara etape, etape kali ini juga menentukan apakah jersey kuning yang kini berada ditangan Davide Rebellin dari tim Cartucho Team Kuwait akan mampu direbut Amir Kolahdouzhag pebalap anggota Pishgaman Cycling Team dari Iran. Amir saat ini berada di posisi dua dan terpaut 46 detik dari Rebellin. (Abi)
