Akibat ‘Tsunami Covid-19’, Johan Dukung Bulog Tunda Impor Daging Kerbau dari India

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Wakil rakyat Dapil I Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H Johan Rosihan mendukung langkah Direktur Utama Perum Bulog, Komjen Purnawirawan Budi Waseso (Buwas) Budi Waseso (Buwas) minta untuk menunda impor daging kerbau dari India yang dijadwalkan sampai di Indonesia awal Mei tahun ini.

“Saya setuju dengan langkah yang diambil Pak Budi Waseso menunda impor daging kerbau dari India dengan alasan negara sahabat tersebut tengah dilanda ‘tsunami’ pandemi virus Corona (Covid-19,” ungkap Johan, anggota Komisi IV DPR RI bidang Pertanian, Kehuatanan dan Lingkungan Hidup (LH) menjawab Beritalima.com di Jakarta, Kamis (29/4) malam.

Dengan ditundanya impor daging dari India, jelas Johan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri menghadapi lebaran 1442 Hijriah, pertengahan Mei mendatang, Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu memaksimalkan pasokan daging sapi dan kerbau lokal.

Soalnya, ungkap anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI itu karena potensi pasokan daging sapi dan kerbau lokal cukup besar, lebih dari 45.988 ton. ‘Untuk memaksimalkan daging sapi dan kerbau lokal perlu segera dilakukan mobilisasi dari sentra produsen peternakan yang ada di dalam negeri,” kata Johan.

Sebab itu, kata wakil rakyat kelahiran Pulau Sumbawa tersebut, sebaiknya pemerintah segera memberi penugasan kepada Bulog dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain untuk kerja keras memobilisasi sapi/kerbau lokal, karena estimasi jumlah ketersediaan sapi lokal siap potong untuk nasional 262.737 ekor, termasuk untuk Jabodetabek 22.915 ekor.

“Jika penyerapan sapi dan kerbau lokal dapat optimal, Johan yakin jumlah itu mampu memenuhi pasokan kebutuhan daging untuk momen lebaran tahun ini, semoga masa pandemi ini membangun kesadaran pentingnya kemandirian pangan nasional,” kata Johan.

Guna memastikan ketersediaan pasokan daging untuk lebaran tahun ini, lanjut Johan, perlu dilakukan mempercepat proses pemasukan daging oleh pelaku usaha dan secara khusus tugaskan Bulog dan BUMN bertanggung jawab memenuhi kebutuhan daging dan stabilitas harga pada momentum lebaran tahun ini.

Sebelumnya Direktur Umum Bulog, Buwas mengatakan, pihaknya menunda impor daging kerbau beku dari India. Rencana daging kerbau beku India masuk bulan depan. “Kontrak dengan India ada 26.000 ton tapi kita hold, karena situasinya situasi Covid-19 India. Jangan sampai nanti timbul image lagi membawa virus Covid-19,” ujar Buwas dalam acara Launching Penjualan Daging Beku Online di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta Selatan, Senin (26/4).

Ya, Bulog tahun ini mendapatkan penugasan impor daging kerbau beku India 80.000 ton. Impor itu akan dilakukan secara bertahap, dan baru-baru ini yang masuk mencapai 6.200 ton. Daging yang baru masuk dipastikan aman.

Mulai dari pengirimannya sampai setibanya di Indonesia dipastikan aman, bahkan sudah diuji di laboratorium, dan dinyatakan lolos uji. “Jadi, impor ini sebelum terjadi ‘tsunami’ Covid-19 yang kemarin, jadi relatif aman, dijamin aman, karena pengiriman dari sana juga sudah sesuai standar, kemudian tiba di sini kita cek dengan laboratorium, jadi aman,”

Sisanya, yang sudah diteken kontrak terpaksa ditunda mengingat situasi Covid-19 di India. “Kita stop mengikuti situasi perkembangan nanti, jadi kita tidak lagi mendatangkan selama perkembangan di sana tidak kondusif, jadi itu yang kita jaga betul,” tegas Buwas.

Meski begitu, Buwas menjamin stok yang ada sekarang bisa mencukupi kebutuhan masyarakat sampai Lebaran 2021. Ditambah dengan daging sapi lokal total stok daging beku yang tersedia di Bulog. “Stok daging beku yang ada di Bulog mencapai 13.000 ton. Ini yang sudah kita siapkan,” kata mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).

Daging kerbau beku yang dijual secara offline atau lewat Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog dipatok Rp 80.000/kg. Sedangkan, yang dijual secara online di official store ipangandotcom yang ada di Shopee, dipatok dengan Rp 84.999/kg sudah termasuk ongkos kirim same day. Untuk daging sapi beku yang dijual offline dipatok dengan harga Rp 90.000/kg dan Rp 99.000/kg untuk yang dijual secara online.

Sebelumnya, Pemerintah memastikan impor daging kerbau beku dari India tetap berlanjut meski kasus Covid-19 di negara itu mengalami lonjakan dalam beberapa pekan terakhir. Kebijakan ini diambil tak lepas dari kondisi pasokan yang juga terbatas di berbagai negara pemasok alternatif.

Deputi Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, impor daging kerbau tetap akan mengacu pada alokasi yang telah diberikan pemerintah kepada Perum Bulog.
Penugasan tetap berlanjut lantaran belum ada perubahan kebijakan dalam menutup defisit neraca daging sapi atau kerbau. Untuk 2021, Pemerintah memberi alokasi impor daging kerbau 80.000 ton untuk perusahaan plat merah.

Musdhalifah mengatakan, Pemerintah akan fokus mengamankan pasokan jelang Lebaran dengan mengoptimalisasi impor dari negara terdekat. Opsi yang tersedia adalah daging kerbau dari India dan daging sapi beku asal Australia.

Namun, impor dari Australia masih terkendala dengan harga yang tinggi seiring dengan berlanjutnya pemulihan populasi sapi di Negeri Kanguru. “Menurut info teman-teman swasta dan BUMN, memang bisa mendapat pasokan dari Australia.

Namun, setelah pengecekan ternyata pasokan terbatas sehingga tidak bisa kita optimalkan masuk. Selain itu harga ekspor di sana masih tinggi. “Kendala ini menyebabkan kita tidak tambahkan. Kita tetap optimalkan apa yang sudah diputuskan, yakni daging kerbau yang tetap masuk meski Covid-19 mengalami lonjakan di India,” kata Musdhalifah dalam diskusi bertema Status Industri Sapi dan Daging Sapi dalam Kemitraan Indonesia-Australia, Rabu (28/4). (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait