JAKARTA, Beritalima.com–Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta dalam kinjungannya ke Medan, Sumatera Utara menyempatkan diri menyambangi Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Nurul Azmi, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara, jelang akhir pekan ini. Kunjungan itu bertepatan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Anis mendatangi Ponpes tahfidz Nurul Azmi didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, Mahfuz Sidik (Sekjen), Achmad Rilyadi (Bendahara Umum), Heriansyah (Ketua DPW Gelora Indonesia Sumatera Utara, Muhammad Nasir (Ketua DPD) dan sejumlah pengurus DPN, DWP, dan DPD Partai Gelora Medan.
Rombongan disambut meriah ratusan santri dan sejumlah tokoh. Sekilas, orang nomor satu di Partai Gelora ini mengenang kembali masa-masa saat tinggal di pondok pesantren dulu.
“Saya bahagia dapat berkunjung ke Ponpes Tahfidz Nurul Azmis ini, karena setiap kali datang ke Ponpes, saya selalu ingat waktu masih mondok. Saya mondok enam tahun di pesantren,” kata Anis di hadapan para santri dan pimpinan Ponpes.
Pada kesempatan itu, Anis memberikan motivasi kepada santri. Menurut dia, salah satu kelebihan Ponpes itu tidak didapatkan di semua lembaga pendidikan lainnya. Di sini kita belajar hidup yang sesungguhnya. Hidup di sini berat, hidup di sini susah, tapi mereka yang bertahan hidup di sini, InsyaAllah akan bisa bertumbuh dan jauh lebih maju.
“Anak-anak sekalian, belajarlah dari nabi-nabi kita. Apalagi hari ini Maulid Nabi Muhammad SAW. Beliau mengumpulkan begitu banyak ilmu, mulai dari belajar politik, bekerja, perang, dagang hingga mengembala kambing,” kata Anis.
Dengan mempelajari semua ilmu-ilmu dari Nabi Muhammad SAW, lanjut Anis, orang tidak berpikir lagi bahwa mereka belajar di Ponpes hanya bisa membaca Alquran, tapi punya kemampuan ilmu yang banyak.
“Mumpung masih muda, ingatan masih kuat, pelajari semua ilmu agar InsyaAllah semua anak-anakku tumbuh menjadi ulama yang fisiknya kuat, bisa dagang juga, bisa menjadi pemimpin politik dan mungkin ada juga dari kalian semua yang sudah selesai mondok masuk tentara atau polisi,” ujar Anis.
“Ada yang jadi polisi bintang tiga hafiz, tentara tapi hafiz dan ada juga presiden dan hafiz. Anak muda itu serba bisa, hidup susah saja bisa. Kalau kita sudah terbiasa hidup susah yang lain jadi gampang. Kalau kita sudah bisa menahan penderitaan hidup yang panjang , menjalaninya bisa Lebih mudah,” demikian Muhammad Anis Matta. (akhir)