Antisipasi Cuaca Buruk di Laut, Bakamla RI Siagakan Kapal Patroli

  • Whatsapp

Jakarta, 13 Desember 2017 (Humas Bakamla RI)— Menjelang akhir tahun, Bakamla RI bersama mitra maritim terkait telah menyiagakan sejumlah kapal patroli di beberapa wilayah Indonesia, khususnya wilayah yang rawan seperti di perairan Natuna, Laut Sulawesi, Halmahera Utara, dan lain lain.

Keterangan tersebut disampaikan Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo, S.T., M.Tr (Han) pada saat dihubungi via telepon seluler di sela-sela kegiatannya menghadiri Upacara Hari Nusantara di Cirebon, Rabu (13/12/2017).

Menurutnya, pengamanan ini menjadi perhatian serius institusi maritim, khususnya Bakamla RI sebagai penjaga laut nusantara, guna mengantisipasi kejadian kecelakaan dilaut akibat cuaca buruk dan/atau kelalaian pengguna laut selama akhir tahun.

Melalui Operasi Keamanan dan Keselamatan Laut, Bakamla RI mensinergikan berbagai instansi maritim dalam kegiatan Operasi Nusantara IX yang melibatkan 41 kapal patroli gabungan dari beberapa mitra maritim, seperti TNI AL, PSDKP KKP, Polair dan Bea Cukai.

Dikatakan pula, kapal patroli Bakamla RI telah disiagakan di Batam, Cirebon, Sangihe Talaud, Bitung dan Ambon. Selain itu, Kantor Kamla Zona Maritim Bakamla RI di Batam, Manado dan Ambon juga telah menyiagakan beberapa Rigid Hull Inflatable Boats (RHIB) dan Catamaran serta membuka call center untuk menerima laporan masyarakat terkait keamanan dan keselamatan dilaut.

Operasi dalam rangka antisipasi kecelakaan di laut ini dilakukan mengingat setiap tahunnya angka kecelakaan di laut akibat cuaca buruk serta kelalaian pengguna laut masih cukup tinggi, ditambah lagi adanya cuaca ekstrem yang terjadi beberapa minggu terakhir seperti badai tropis Dahlia dan Cempaka yang terjadi di wilayah Selatan Indonesia, serta badai tropis Edi di wilayah perairan Natuna Utara. Sampai dengan saat ini, Rabu (13/12), gelombang laut di sebagian besar wilayah perairan Indonesia berkisar antara 1,25 – 2,5 meter, sementara dibeberapa wilayah bisa mencapai 2,5 – 4 meter, seperti di Laut Natuna Utara, Sagihe Talaud, Halmahera Utara serta Samudera Pasifik di Utara Papua.

Seperti misalnya beberapa waktu lalu, melalui Operasi Nusantara IX telah dilakukan SAR terhadap kapal Yatch Bora yang diterpa badai tropis dan hanyut ke perairan Indonesia, kemudian ditemukan dan digandeng ke Lantamal XI Merauke oleh KAL Mulga, kapal patroli keamanan laut milik TNI AL yang sedang di BKO-kan di Bakamla RI. Sinergi yang baik ini memungkinkan kejadian laut bisa segera ditangani sehingga kapal dan awaknya bisa diselamatkan.

Selain kegiatan patroli, unsur Bakamla RI di Zona Maritim, Pangkalan serta Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) juga melaksanakan pemantauan dan sosialisasi tentang keselamatan dilaut kepada masyarakat di daerah pesisir, baik nelayan, penyedia jasa transportasi laut maupun para pengguna laut lainnya. Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat memahami fungsi alat keselamatan dilaut, cara melindungi diri dari ancaman keamanan dan keselamatan dilaut, serta mengetahui kemana harus melaporkan setiap kejadian kedaruratan dilaut.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *