JAKARTA, Beritalima.com– Pemilihan Umum legislatif yakni DPR RI, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, DPD RI dan presiden-wakil presiden yang digelar serentak 17 April 2019 tidak boleh menimbulkan luka, apalagi perpecahan serta dendam antar sesama anak bangsa.
Sangat penting dipahami bahwa waktu lima menit di bilik suara akan menentukan masa depan bangsa Indonesia. Namun, jangan sampai masa depan bangsa Indonesia jadi hancur berantakan hanya karena perbedaan pilihan.
Hal tersebut dikatakan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo saat menerima Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah 2018-2022 di ruang kerja Ketua DPR RI Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (17/1).
Dikatakan, masa depan bangsa bisa dilihat dari bagaimana kondisi pemuda bangsa itu. Jika dalam menghadapi Pemilu 2019 ini pemuda ikut gontok-gontokan, akan sulit rasanya membayangkan bagaimana keadaan bangsa kita kedepannya.
“Pemuda justru harus menjadi contoh buat kalangan senior bahwa berbeda pilihan tidak menciptakan jurang permusuhan,” kata politisi senior Partai Golkar tersebut.
PP Pemuda Muhammadiyah yang hadir antara lain: Sunanto (Ketua Umum), Djulfikar (Sekjen), Candra Saputra (Wakil Bendahara Umum), Rasikin (Ketua Bidang Hukum dan HAM), Woro (Ketua Bidang Ekonomi), Ilham Pratama (Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri) dan Rahmatullah Baja (Ketua Bidang Olahraga), sedangkan Ketua DPR RI didampingi Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Widya Yudha.
Wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah ini mengajak Pemuda Muhammadiyah ikut mengisi ruang-ruang kosong di DPR RI antara lain dengan tidak segan memberikan saran dan masukan yang substansial terhadap berbagai pembahasan RUU yang dibahas DPR RI bersama pemerintah.
“DPR RI perlu masukan dari pemuda atas beberapa RUU yang punya pengaruh langsung terhadap kehidupan kepemudaan seperti RUU Larangan Minuman Beralkohol, RUU Kewirausahaan Nasional, RUU Ekonomi Kreatif, RUU Pendidikan Keagamaan, RUU Sumber Daya Air dan RUU Energi Baru Terbarukan.”
Dalam konteks bela negara, kata laki-laki yang akrab disapa Bamsoet itu juga mengingatkan kesiapan pemuda untuk melakukan regenerasi beberapa posisi penting di tanah air. Baik di tubuh partai politik maupun di berbagai posisi penting kepemimpinan nasional dan daerah.
Menguasai sebuah negara tidak lagi harus dilakukan melalui agresi militer semata. Namun, cukup dengan menguasai partai politik. Karena itu, sangat penting bagi para pemuda menempa dirinya dengan jiwa nasionalisme yang tinggi.
“Dengan begitu, jika kelak berada di pucuk kepemimpinan nasional, daerah, maupun menjadi petinggi partai politik, bisa tetap menjaga kedaulatan bangsa dan negara yang kita cintai ini,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)