Banjir Rob Terjang 113 Rumah Di Pesisir Pantai Galela

  • Whatsapp

TOBELO, beritalima.com – Banjir rob merendam 113 rumah di pesisir pantai Soa Sio dan Barataku Kecamatan Galela, Senin (13/02) sekitar pukul 07.00 Wit. Banjir rob terjadi akibat ketinggian gelombang laut meningkat.

 Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tapi dari 113 rumah yang terendam,  enam di antaranya mengalami rusak parah.

Kasi Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Utara, Heny Tonga mengatakan, banjir rob ini terjadi akibat gelombang laut meningkat mencapai dua sampai empat meter.” data dari BMKG, Perairan samudra pasifik dan Utara Halmahera ketinggian ombak mencapai 2-4 meter.

Status waspada berlaku dari 13 hingga 16 Februari.” jelas Heny Tonga, senin (13/02).

Dikatakan, banjir rob sampai saat ini hanya terjadi di Desa Soa Sio dan Barataku Kecamatan Galela saja. Namun tidak menutup kemungkinan merambah ke daerah pesisir lainnya. Untuk itu BPBD meminta agar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai tetap waspada dan kepada para nelayan diminta tidak untuk melaut dulu, dikarenakan air laut sedang tinggi. “perlu diwaspadai terhadap ancaman banjir rob dan gelombang tinggi” ujar Heny.

Menurutnya, data sementara yang diperoleh petugas BPBD Halut, sebanyak 113 KK yang rumahnya terkena dampak banjir rob di dua desa Soa Sio dan Barataku serta enam rumah mengalami rusak parah ” rumah yang terkena dampak banjir rob, Soa Sio sebanyak 66 rumah,  Barataku 47 rumah, sedangkan rusak parah 2 rumah di Soa Sio, 4 rumah di Barataku” katanya.

Sementara Ali Gafur, warga desa Barataku mengatakan banjir rob ini, sempat membuat panik puluhan kepala keluarga (KK) yang tinggal di pesisir, mereka sempat menjauh ketika genangan air laut semakin tinggi. ” ada dua anak yang sempat terseret ombak, beruntung ada warga yang menyelamatkan, kalau kejadian di malam hari pasti ada korban jiwa” katanya.

Sedangkan Yusdi Anton, warga desa Soa Sio mengatakan terjangan banjir rob tidak hanya merusak rumah di Desa Soa Sio dan Barataku, tetapi memporak porandakan tembok penahan gelombang di terminal mobil penumpang Galela.

“Tembok setinggi 1,5 meter dengan panjang sekitar 300 meter dan lebar 1 meter ambruk diterjang gelombang laut sejumlah rumah yang terendam bajir rob dengan ketinggian berfariasi, mulai dari 20 centimeter sampai 50 centimeter,” ucap Yusdi.

beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *