TULUNGAGUNG, beritalima.com- Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menyediakan Balai Latihan Kerja (BLK), bagi yang beminat belajar atau mendalami bidang kejuruan.
Pelatihan kejuruan ini, berada di lingkungan gedung Disnakertrans, dan digelar selama kurang lebih 1,5 bulan. Diharapkan, selepas mengikuti pelatihan kejuruan, peserta mampu menerapkan dan mengembangkan di dunia kerja tanpa canggung dan takut.
Untuk diketahui, Disnakertrans memiliki enam program pelatihan. Nantinya, setelah masa pelatihan selesai, setiap bidang latihan akan diadakan uji kompetensi dan mendapat sertifikat. Jadi, akan terlihat mana yang sudah mampu dan siap terjun kerja.
Kepala UPT Disnakertrans Kabupaten Tulungagung, Final Abidin, mengatakan, pelatihan yang sedang berjalan saat ini ada enam bidang kejuruan. Setiap kejuruan minimal satu bulan, atau 30 hari jam kerja.
“Enam bidang kejuruan meliputi otomotif, pengelolaan administrasi perkantoran, praktek kantor, tata boga, garmen, dan desain grafis,” terang Final Abidin, Senin 1 November 2021.
Tujuan diadakan pelatihan kerja ini, lanjutnya, untuk menyiapkan ketrampilan para pencari kerja atau tenaga kerja yang ingin meningkatkan kompetensi.
“Dalam satu bidang kejuruan, ada sebanyak 16 peserta. Untuk guru pembimbing atau instruktur pelatihan, dari Disnakertrans dibantu dari LPK swasta. Usia mulai dari 18-50 tahun,” ucapnya.
“Terkait penempatan kerja setelah lulus latihan, Disnakertrans belum ada program kesitu. Tapi hanya membantu mencarikan dan memberi informasi. Karena belum ada program penempatan kerja, kita pantau untuk survey pekerjaan. Kita monitor apakah sudah ada pekerjaan atau belum. Kita memberi informasi jika ada job fair atau lowongan kerja dari perusahaan lain,” tandasnya.
Untuk penilaian, lanjutnya, padawakhir kegiatan dan pelatihan, diadakan uji kompetensi kerjasama dengan penguji dari Lembaga Sertifikasi Penguji (LSP).
“LSP merupakan lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah untuk uji kompetensi. Jika dinyatakan belum kompeten, mereka bisa ikut uji kompetensi tahun berikutnya. Namun, dengan biaya sendiri karena mengikuti uji kompetensi include satu paket. Ada tiga materi yang diujikan. Yakni uji materi tertulis, praktek dan wawancara. Ada penguji yang menentukan, apakah kompeten atau tidak,” pungkasnya.
Sementara itu, pembimbing kejuruan otomotif, Anwar Ripangi, menambahkan, memang kemampuan masing-masing peserta berbeda. Khususnya di bidang otomotif. Ada yang sudah familiar atau terbiasa, dan ada yang masih mulai dari nol. Biasanya, yang belajar dari nol akan malu dan perlu didampingi. Peserta sendiri tidak dibatasi umur, yang penting masih di umur produktif.
“Diharapkan, peserta bisa menerima apa yang disampaikan. Sehingga kedepan bisa dimanfaatkan dalam kehidupan. Pelatihan dan ilmu yang didapat bermanfaat terutama bagi diri sendiri dan orang lain. Terlebih bisa menciptakan lapangan pekerjaan, sangat bagus,” ucap Anwar. (Dst/editor Dibyo).