WONOSOBO, beritalima.com | Warga desa Bomerto kecamatan Wonosobo menggelar merti desa/dasa sura dengan melakukan kenduri, pengajian, kirab gunungan hasil bumi, pengambilan air suci di 4 sumber mata air, kirap seribu ingkung dan kembul bujana. Peringatan tersebut terasa istimewa lantaran bertepatan dengan tahun baru Islam/bulan Muharram, segala bentuk seni yang berkembang di masyarakat juga ikut ditampilkan.
Pada kesempatan tersebut PJ Kades Bomerto Eko Widi Nugroho SSTP, M.Si mengatakan kegiatan yang dilakukan sebagai rangkaian merti desa/dasa sura yang dilakukan 3 hari dari minggu – Selasa. Dengan diadakan acara ini bertujuan menciptakan wisata kebudayaan di dusun Larangan desa Bomerto, karena dusun Larangan merupakan cikal bakal dasa sura. Pada tahun sebelumnya acara dasa sura belum terkonsep dan pada tahun berikutnya mulai terkonsep.
“Ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan di desa Bomerto, diantaranya Ziarah kubur, pengajian, pengambilan air suci di 4 sumber mata air, kembul bujono, kirap gunungan hasil bi, kirap 1000 ingkung dan gelaran wayang kulit 2 hari 2 malam. “Jelasnya pada Selasa (10/9).
“Dalam perencanaan tahun berikut akan dikolaborasikan, antara wisata alam Tlogojati dengan wisata kebudayaan yang ada di desa Bomerto. Anggaran untuk kegiatan ini tidak ada sangkut pautnya dari anggaran dana desa/pemerintah, dengan di bantu dari Disparbud Wonosobo, kami hanya menseting acara untuk menarik masyarakat datang dan para wisatawan manca negara, terlihat ada wisatawan asal Amerika yang datang pada event ini. ” Jelas Eko
Semetara itu Camat Wonosobo menjelaskan kegiatan dusun Larangan desa Bomerto adalah salah satu dusun yang paling menonjol dalam melakukan kegiatan yang diadakan setiap tahunya. Kegiatan ini adalah wujud rasa syukur masyarakat dusun larangan desa Bomerto atas mengalirnya mata air tanpa henti di wilayah tersebut, mereka berharap mata air tersebut mengalir secara abadi dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt semakin bertambah.
Lebih lanjut dipaparkan, Masing – masing desa mempunyai adat budaya yang berbeda. Kusus di dusun larangan memunculkan hal yang spesifik seperti acara yang digelar dan bagai mana dusun larangan bisa berkembang, harus berupaya untuk memperbesar skup dari tradisi dusun hingga bisa mengampu semacam tradisi skup desa.
Langkah tahun ini dimulai melihat dari tahun kemarin masih melakukan kegiatan dengan skup dusun, pada tahun ini mulai dikemas dengan skup desa the nexs level dipadukan pada acara ini. Inti tujuan acara tersebut untuk mengundang para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang datang, selain melihat budaya kultur bisa melihat wisata alamnya.
“Kami berharap gelaran meeti desa Bomerto menjadi titik baru yang selanjutnya bisa bekerjasama dengan Disparbud Wonosobo untuk bisa mengemas acara ini yang bisa dijual hingga menjadi andalan baru seperti wisata budaya, wisata alam lainya. “ujarnya
Di kecamatan Wonosobo ada beberapa wilayah yang potensial, seperti Bomerto, Wonosari, Tlogojati, Wonolelo dan Jogoyitnan. Sepanjang ring ini kita koneksikan dan kita mulai bangun wisata budaya dan wisata alam, seperti di Bomerto dan Tlogojati.
“Kita juga baru merintis/bangun sentra – sentra batik di kecamatan Wonosobo, hal tersebut berposes, kita selalu membungkus kegiatan yang ada dengan legal formal badan usaha milik desa (BUMDES) yang kemudian bisa dikelola dengan baik dan menimbulkan efek positif bagi pendapatan dari aset desa yang akan bermanfaat untuk masyarakat dengan nyata. “Terang Zulfa
Kadin Disparbud Wonosobo Drs. One Andang Wardoyo M.Si, mengucapkan terima kasih kepada pemdes Bomerto dan masyarakat yang sudah mengadakan kegiatan merti desa/dasa sura ini. Adanya kegiatan ini masyarakat menyadari bahwa kebudayaan menjadi salah satu kekuatan untuk membangun karakter, membangkitkan ekonomi masyarakat.
Banyak desa – desa yang mulai mengembangkan, menguatkan kebudayaan yang sudah ada yang di lakukan pada bulan suro yang sangat luar biasa. Dengan kegiatan – kegiatan seperti ini pasti akan mengundang masyarakat lokal yang datang, meskipun belum banyak setuhan sentuhan, Disparbud belum memberikan kontribusi untuk acara ini. Acra ini murni dilakukan oleh komunitas yang ada.
Ada beberapa potensi wisata dan budaya di desa Bomerto, salah satunya budaya islam yang sangat kuat, budaya jawa, dan ada satu dusun yang lebih ke peralihan keduanya. ini akan menjadi pusat wisata yang sangat luar biasa. Insya Allah kedepan bila sudah layak, kita akan memasukan ke kalender Off Enventnya Disparbud.
“Kami berharap teman – teman di desa yang mempunyai kegiatan seperti ini tidak hanya sekedar membuat tontonan dan salah meringrut orang. Kami menginginkan mereka bisa merancang, menargetkan bagaimana mebuat event yang menarik yang bisa dijual yang bisa mendatangkan wisatawan lokal maupun wisatawan dari manca negara. ” Pungkas One Andang. (Budi)