Biadab…!!! Mayat Siswi SMPN 1 Kemlagi Sebelum Dibuang Disetubuhi Oleh Pelaku

  • Whatsapp

MOJOKERTO, Beritalima.com- Sungguh biadab apa yang dilakukan oleh dua pelaku pembunuhan AB (15) dan MA (19) terhadap korban bernama AE (15 siswi SMPN 1 Kemlagi Kabupaten Mojokerto, pasalnya sebelum mayatnya di buang di jembatan rel di desa Mojoranu, Sooko, Mojokerto pelaku MA sempat menyetubuhi mayat korban.

Fakta tersebut terungkap dari hasil pengakuan tersangka MA salah satu pelaku kepada penyidik Polres Mojokerto

AKBP Wiwit Adi Satria, Kapolres Mojokerto Kota saat pers rilis di ruang Hayam Wuruk kantor Polres Mojokerto kota, Rabu (14/6/2023) menuturkan, Aksi persetubuhan tersebut dilakukan oleh pelaku MA terhadap korban yang sudah meninggal saat pelaku MA lain keluar untuk mecari tali buat mengikat glangsing (karung) yang rencana untuk membuang mayat korban.

“Saat pelaku lain keluar mencari tali, disitulah pelaku MA menyetubuhi mayat korban yang menurut pengakuan pelaku MA menyetubuhi sebanyak dua kali” jelas AKPB Wiwit

Lebih lanjut, AKBP Wiwit menuturkan, Setelah kembali mencari tali, Pelaku AB sempat bertanya ke pelaku MA karena MA nyengir (senyum-senyum)

“Lapo koen (kenapa kamu) kemudian di jawab pelaku MA habis nyetubuhi korban” tegas Kapolres.

Dalam kesempatan itu, Kapolres juga mejelaskan bahwa kedua pelaku ini dalam melakukan aksi kriminal bukan yang pertama, terhitung sudah 12 kali melakukan tindak pidana pencurian dan penjambertan di daerah Mojokerto dan Jombang

““Mulai dari mencuri HP Oppo di wilayah Puri pada Mei 2022, mencuri HP Oppo lagi di daerah Alfamart dekat Polsek Puri, mencuri HP Samsung di daerah Rejoto Kota Mojokerto pada Maret 2023, mencuri HP Oppo A57 di Jalan Raya Pulo pada September 2022, mencuri HP Oppo A29 di Jalan Raya Mrenung Jombang pada Desember 2022,” jelasnya.

Kedua pelaku dikenakan pasal 340 KUHP, pasal 338 KUHP, pasal 365 KUHP, pasal 55 KUHP, Pasal 56 KUHP dan pasal 80 ayat (3) Jo Pasal 76C UU RI Nomor 35 tahun 2014 perubahan atas UU RI Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

“Ancamannya pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp 200 juta,” tegas AKBP Wiwit.

Sejumlah barang bukti berhasil di sita oleh polisi antara lain, Dua sepeda motor, tiga HP, pakaian korban dan sejumlah barang bukti lain. (Kar)

beritalima.com

Pos terkait