WONOSOBO, beritalima.com| Fenomena alam bun upas (salju .red) di dataran tinggi Dieng menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari luar kota Wonosobo, seperti Bandung, Jakarta, Medan. Manado dan Surabaya yang hanya ingin melihat langsung peristiwa alam tersebut.
Bun upas selain bisa merusak tanaman pertanian warga setempat juga menjadikan tanah lebih steril dimana ph tanah akan naik.
Meski pun merusak tanaman di sisi lain bun upas juga menguntungkan bagi warga sekitar pasalnya pemesanan homes stay sudah penuh oleh wisatawan yang penasaran ingin melihat langsung sensasi fenomena alam di Dieng.
Dikatakan Suparman warga Dieng adanya bun upas biasanya masuk pada musim kemarau mulai bulan Mei – September, bila udara malam tenang dan dingin suhu bisa mencapai minus 8 derajat hingga berkabut rendah pada pagi hari akan keluar bun upas dengan ketebalan 1 – 2 ml, jika suhu udara lebih extrim ketebalan bun upas bisa lebih.
“Pada bulan ini hampir setiap hari bun upas muncul.” Ujarnya
Ia menjelaskan dampak tanah yang terkena bun upas pada musim kemarau dan memasuki musim hujan ketika ditanami sayuran seperti kentang akan menghasilkan hasil panen yang melimpah terutama di Dieng hingga Sembungan.
Dikatakan ada hikmah dari bun upas yang sering diberitakan oleh media elektronik pasalnya naiknya kunjungan wisatawan,
“Home stay dan penginapan yang ada sampai Minggu sudah penuh dipenuhi mereka yang datang yang ingin melihat langsung sensasi fenomena alam (Bun Upas .red) di sini.” Terang Suparman, Sabtu (29/6).
Terpisah salah satu wisatawan pecinta alam asal Surabaya mengungkapkan kali pertamanya ke Dieng untuk melihat fenomena alam secara langsung seperti bun upas yang tadinya hanya melihat di media sosial maupun di televisi membuatnya penasaran.
Ditambahkan setelah datang di Dieng dan melihat langsung bahwa suasana di dataran tinggi ini sangat bagus pemandangannya dan terjaga kelestarian alamnya yang bernuansa seperti di Eropa apalagi adanya bun upas dan sunrise.
“Tidak sia – sia datang dari Surabaya ke tempat wisata yang ada di kabupaten Wonosobo ini mas.” Kata Ratih yang datang bersama rombongan. (Budi).