PAMEKASAN, Beritalima.com| Zoom meeting bersama Forum Wartawan Pamekasan (FWP) bekerja sama dengan Dinas Kominfo Pamekasan menggelar acara Studium General Pers dengan tema “Jurnalisme Tidak Selesai Dengan Berita,”. Senin (28/2/2022).
Acara tersebut melibatkan langsung pemateri dari Jurnalis Yayasan Pantau sekaligus Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Andreas Harsono, yang di ikuti oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, Pejabat, Wartawan dan aktivis.
Ketika acara ini sedang berlangsung banyak hal diskusi yang menarik dari tema yang diambil “Jurnalisme Tidak Selesai Dengan Berita,”. Hingga melibatkan wartawan, Bupati Pamekasan dan pemateri langsung Sastrawi Andres Harsono.
Di tengah perjalan diskusi itu banyak sekali pertanyaan, yang mana diantara diskusi ini mengenai masalah sengketa Pers di Indonesia khususnya di kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Oleh sebab itu menurut Sastrawi Andres Harsono, untuk menyikapi adanya isu hoaks yang akhir-akhir ini kerap terjadi. Bupati Pamekasan harus membuat program melek media di kabupaten Pamekasan.
“Saya usul kepada bupati untuk membuat program melek media, namun bukan untuk wartawan, tetapi untuk warga dan sekolah-sekolah, karena yang menciptakan rumus 5W + 1H Rudyard Kipling dalam sebuah buku anak-anak,” pintanya.
Selain itu juga ada dari wartawan Taufik, penulis Aktif mengusulkan program melek media itu bukan hanya diberikan kepada siswa, warga. Akan tetapi juga langsung kepada para pejabat kepada Dinas yang ada di kabupaten Pamekasan.
Menurutnya kerap kali terjadi ketika wartawan mau melakukan konfirmasi sebagian banyak penjabat yang menghambat kinerja wartawan, sehingga program melek media ini perlu kepada para pejabat.
“Kami rasa program melek media ini sangat penting kepada semua orang, diantaranya juga langsung kepada para pejabat dan kepala dinas, biar mereka bisa memahami kinerja dan profesi jurnalis,”ungkapnya ketika sedang berlangsung Zoom Meeting yang berpusat di kantor Kominfo Pamekasan. Senin (28/2/2022). Pagi.
Usulan tersebut langsung di amini oleh bupati pamekasan Baddrut Tamam, bahkan bupati Langsung memberikan tepuk tangan.
Menurutnya program melek media di dunia pendidikan itu khususnya di pamekasan sudah berjalan 3 tahun dan ini sebuah usulan yang bagus pemahaman program melek media ini penting untuk diketahui bersama biar semuanya bisa menilai dan membedakan antara hoaks dan yang benar.
Karena Menurut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, mengungkapkan beratnya menjalankan pemerintahan di era saat ini dengan banyaknya hoaks.
Apalagi sekarang jaman sudah canggih, banyak media sosial yang digunakan oleh seseorang untuk menebar hoaks yang belum tentu itu benar, sehingga langsung dapat merugikan seseorang yang belum tentu teruji kebenarannya.
“Hoaks ini sekarang terorganisasi, terstruktur, saya sungguh miris sekali melihat ada orang menistakan teman saya dengan kata-kata yang menurut saya dimana rasa kemanusiaannya, kalau sampai anak saya melihat itu, atau anak-anak lain, lama-lama generasi kita akan menjadi generasi antagonis,”ungkap dan pungkasnya.(An)