Surabaya- Akhir-akhir ini para pejuang NKRI di media sosial sudah tidak sebegitu sering tampil sebagaimana dahulu saat masih gencar-gencarnya perlawanan terhadap NU GL, HTI dan FPI. Begitu HTI dan FPI dilarang beraktivitas, para pejuang satu per satu hilang dari permukaan media sosial.
Ketua Komisi Pemberantasan Wahabi (KPW) Firman Syah Ali yang akrab disapa Cak Firman mengaku prihatin dengan situasi ini. Cak Firman mengingatkan bahwa permasalahan radikalisme di Indonesia tidak selesai hanya dengan berakhirnya legal standing HTI dam FPI, sementara tokoh-tokoh dan simpatisan berat mereka masih bebas berkeliaran menikah sana menikah sini, menjabat sana menjabat sini, makan gaji NKRI.
“Teman-teman senasib sepenanggungan yang dulu bersama-sama saya berjuang melawan wahabi, NU GL, HTI dan FPI di media sosial kini satu per satu menghilang, saya hubungi sebagian mereka dan jawabannya hampir sama, mereka malas” ujar Bendahara Umum PW IKA PMII Jatim ini.
Ketika ditanya alasan kemalasan mereka, rata-rata mereka menjawab “Kita kan hanya membantu pemerintah, tapi pemerintah terlihat sangat tidak serius memberantas radikalisme, sutad-sutad radikal tetap dibiarkan berkeliaran, menikah sana menikah sini, menjabat sana menjabat sini, pokoknya nggak jelas blas, biarkan sajalah terserah pemerintah” tutur mereka kepada Cak Firman.
“Malas bos, kalau ada apa-apa kita ramai-ramai dipojokkan oleh sesama kontra radikalis, contohnya kemarin saat Abu Janda terpojok, tidak ada advokasi masif dari sesama kontra radikalis, yang terjadi malah sebaliknya. Selain itu kita kalah dana sama kelompok radikalis, mereka dananya besar, bisa menguasai mesin pencarian google dan lain-lain, kita ini sporadis, ampun bos berasa bunuh diri massal” curhat sebagian yang lain kepada Cak Firman.
Dalam Bulan Suci Ramadlan ini Cak Firman mengajak teman-temannya untuk kembali bangkit, tugas suci, luhur dan mulia menanti. “Mari jadikan bulan suci Ramadlan ini sebagai momentum kembalinya semangat kita untuk berjihad medsos sebagaimana pernah diinstruksikan dan digelorakan oleh Ketum PBNU, kita perangi para musuh NKRI di media sosial, jangan kasih kendor, apapun resikonya, jangankan harta dan jabatan, nyawapun kita berikan demi tegaknya cara beriman dan cara berislam yang benar, yaitu ramah, moderat toleran demokratis dan penuh kasih kasih sayang” pungkas keponakan Mahfud MD ini.