JAKARTA – Penyakit difteri akhir-akhir ini ramai dibicarakan masyarakat. Sampai Desember 2017 ini, terdapat 20 provinsi telah melaporkan adanya difteri dengan 593 kasus dan 32 kematian. Gerakan Pramuka memberikan tiga tips agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit menular tersebut.
“Penyakit difteri disebabkan oleh Kuman Corynebacterium Diphteriae. Ini termasuk penyakit menular yang akut, sehingga mudah ditularkan ke anak atau orang lain,” ujar Andalan Nasional Gerakan Pramuka, dr. Hariyono, SpPD, FINASIM, di Jakarta, Senin (11/12).
Gejala dari penyakit tersebut, menurut dia, meliputi demam tinggi, menggigil, sakit leher, sulit bernafas, dan pilek. Gejala lainnya adalah pembesaran kelenjar getah bening leher, terbentuknya lapisan tipis putih keabu-abuan di leher penderita yang menutupi saluran nafas. Penyakit ini tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
Menurut dr. Hariyono, SpPD, FINASIM, cara pencegahannya dengan vaksinasi Difteri Pertusis Tetanus kepada bayi. “Vaksinasi Difteri Pertusis Tetanus waktu bayi memegang peranan sangat penting,” jelasnya.
Tips yang kedua, lanjut dia, adalah dengan menjaga hidup sehat. Di antaranya menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontaminasi dengan penderita misalnya menghindari percikan air ludah atau sekret, sentuhan langsung, pakaian penderita difteri, tidak makan dan minum di sembarang tempat.
“Bila ada kecurigaan penderita difteri, segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pengobatan yang baik,” paparnya.
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault mengaku prihatin atas maraknya penyakit difteri di Tanah Air. Menurutnya, penyakit ini berbahaya dan bisa menyebabkan kematian korbannya, sehingga masyarakat harus waspada dan menjaga lingkungan sekitarnya dengan baik.
“Selama ini kegiatan Pramuka sudah mengarah kepada kebersihan lingkungan dan pendidikan hidup sehat. Ini sudah termasuk usaha pencegahan terhadap penyakit difteri,” papar pria yang hobi mendaki gunung ini.
Adhyaksa juga melihat langkah pemerintah dalam upaya menghentikan korban berjatuhan akibat penyakit ini sudah tepat. “Agar Indonesia juara di segala bidang pada 2045, kesehatan masyarakat harus-harus benar diperhatikan oleh Pemimpin, karena sangat erat kaitannya dengan sumber daya manusia,” ucapnya.
“Jumlah penduduk kita salah satu yang terbesar di dunia, tanpa usaha yang besar, kerja besar, keikhlasan yang besar maka perhatian Pemerintah terkait kesehatan tidak akan merata. Untuk itu perlu dukungan masyarakat, Gerakan Pramuka salah satunya lewat Saka Bakti Husada. Kita juga tidak perlu sungkan meniru bagaimana negara-negara maju menjaga kesehatan dan merawat warganya,” pungkasnya.