SURABAYA, beritalima.com – Musyawarah Nasional (Munas) Insan Pariwisata Indonesia (IPI) Ke-2 Tahun 2017 yang berlangsung di sebuah hotel di Surabaya telah menghasilkan Ketua Umum sekaligus harapan baru.
Pradyanto Datu Jatmiko akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum IPI, setelah melalui pemilihan yang cukup ketat, Rabu (26/7/2017) malam. Suara kandidat dari DPD IPI Yogjakarta itu lebih banyak dari Januariwan yang memperoleh suara terbanyak kedua.
Januariwan sendiri tampak legowo atas hasil pemilihan dalam munas yang dihadiri sekitar 70 wakil dari 5 DPD IPI ini. Bahkan, anggota DPD IPI Dejabotabek yang ikut maju bursa ketua karena desakan anggota ini tak segan-segan memberi masukan pada Ketua Umum IPI terpilih.
Diharapkan, dalam rangka membantu mensukseskan pariwisata, organisasinya ini bisa memberi pelayanan lebih maksimal di bidang kepariwisataan. Para pengurus yang ditunjuk hendaknya sesuai latar belakang bidang yang digeluti.
Menurutnya, selama ini banyak organisasi cenderung gagal karena pengurus yang dipilih berdasarkan kedekatan dengan ketua umum.
“IPI akan menghadapi beragam masalah terkait layanan pariwisata, jadi IPI harus menempatkan orang-orang yang memang berkompeten,” ujar pemilik Gardoe Rent Car Jakarta ini.
Setelah menata organisasi, IPI dituntut membantu kepengurusan di daerah untuk ikut membantu mempromosikan potensi wisatanya masing-masing.
“Para pebisnis yang masuk di jajaran IPI harus ikut membantu pemerintah di bidang pariwisata,” tegasnya.
Dia juga berharap kedepan IPI bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk lebih memaksimalkan promosi wisata, sehingga akan semakin banyak turis yang berkenan menikmati obyek wisata di Indonesia.
Cukup banyak masukkan yang disampaikan Januariwan. Usulnya, kepengurusan baru perlu melibatkan produk lokal UMKM untuk melengkapi kebutuhan pariwisata.
Juga, memaksimalkan kinerja para pengusaha transportasi, tour and travel, hotel, rumah makan, restoran hingga pusat oleh-oleh, agar bisa membuat nyaman kaum turis.
Pendapatnya, potensi pariwisata dalam negeri semakin positif bila pengelolaannya melibatkan ormas legal seperti IPI, karena bisa mengurangi keberadaan makelar wisata abal-abal yang berpotenti merugikan para turis. (Ganefo)