JAKARTA, beritalima.com | Persatuan dan kesatuan bangsa adalah syarat mutlak untuk menjaga kesinambungan pembangunan. Indonesia yang terdiri dari banyak suku dan agama harus dikelola dengan baik, adil dan bijaksana agar tidak ada pihak manapun yang merasa diperlakukan tidak adil. Terlebih pasca pesta demokrasi ini, aura kebencian nampaknya masih ada.
Menyikapi hal ini, media mewawancarai Pembina Lembaga Anti Terorisme dan Radikalisme (LANTERA) Indonesia, Dede Farhan Aulawi seusai menjadi narasumber di Mesjid Al Hasan, Sabtu (25/5) Bandung.
Pada kesempatan tersebut, Dede menyampaikan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa melalui kejujuran, kesabaran dan berbesar hati untuk saling memaafkan. Semua elemen bangsa dihimbau untuk bisa menahan diri agar situasi kamtibmas selalu kondusif. Tidak saling menghujat atau memfitnah karena bisa menjurus pada perpecahan.
Oleh karena itu mari saling mengedepankan kejujuran agar tidak menyebarkan berita bohong (hoax). Jika ada pihak – pihak yang menyebarkan berita bohong, maka sama saja sedang menyemai perpecahan. Mengkhianati cita – cita luhur para pendiri bangsa. Ujar Dede.
Selanjutnya Dede juga meminta agar semua warga bisa bersabar, minimal bisa menahan diri dari berbagai berita di media sosial yang banyak beredar dan belum tentu nilai kebenaran beritanya. Medsos itu bagai pedang bermata dua, bisa dipakai untuk merekatkan persatuan, dan bisa juga sebagai alat untuk memecah belah persatuan. Oleh karenanya harus arif dan bijaksana dalam menanggapi banyaknya berita di medsos.
Terakhir Dede berharap agar semua pihak bisa berbesar hati untuk bisa saling memaafkan kesalahan teman dan saudaranya sendiri. Indonesia saat ini tidak sedang berhadapan dengan musuh, melainkan sedikit perbedaan cara pandang dengan saudara – saudara sendiri. Untuk itulah mari kita bergandengan tangan kembali dalam menata masa depan bangsa yang lebih baik. Tahan ucapan dan tahan jari kita untuk tidak mengetik atau melontarkan sesuatu yang bisa memanaskan suasana. Sudah banyak api yang menyala, maka jadilah kita api pemadam untuk mendinginkan suasana. Pungkas Dede mengakhiri wawancara. (rr)