Dihadapan BEM Nusantara Jatim, Gubernur Khofifah Ajak Kolaborasi Mahasiswa di Bidang Ekonomi dan Energi Terbarukan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan pesan kepada para mahasiswa yang hadir di Temu Daerah BEM Nusantara Jatim terkait percepatan pembangunan ekonomi dan energi baru terbarukan.
“Hari ini merupakan sebuah proses bagi para mahasiswa khususnya yang tergabung dalam BEM Nusantara yang mendapatkan penggemblengan kepemimpinan dan demokratisasi secara alami,” katanya dalam acara Temu Daerah BEM Nusantara Jawa Timur di Jl. Ketintang Surabaya, Minggu (15/5).

Menurutnya, acara Temu Daerah akan memberikan pendewasaan berfikir dalam mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan seluruh pikiran dari seluruh energi BEM yang ada di Perguruan Tinggi yang ada di Jatim.
Gubernur Khofifah menuturkan, kemampuan untuk mengorkestrasi seluruh pikiran mahasiswa yang tergabung melalui BEM Nusantara merupakan hal yang tak mudah, mengingat dinamika dalam dunia kemahasiswaan berkembang pesat sekali, baik secara pemikiran maupun pergerakan.
“Saya yakin semua ingin bergerak memberikan kebaikan bagi seluruh masyarakat di mana saja para mahasiswa berada,” ujarnya.

Orang nomor satu di Jawa Timur itu juga menyatakan komitmennya untuk senantiasa menampung pemikiran dan aspirasi mahasiswa demi mewujudkan Jatim Bangkit, Jatim Sejahtera dan berkeadilan.
Khofifah menggarisbawahi pentingnya kerja sama demi mewujudkan tema ‘Transisi Energi dan Ekonomi untuk Jawa Timur Bangkit’ tersebut. Ia berharap mahasiswa dapat membreakdown persoalan atau memberikan rekomendasi secara detail kepada Pemprov Jatim untuk bersama-sama merumuskan kebijakan yang terukur.

Oleh karenanya, pada saat nanti dilakukan pelantikan maupun Rencana Kerja Daerah (Rakerda), ia menyarankan agar ada Focus Group Dicussion (FGD) guna mendetailkan tema yang dibahas selama tiga hari ini yang akan mendorong percepatan kebangkitan ekonomi dan transisi renewable energy atau Energi Baru Terbarukan (EBT).
Khofifah memandang bahwa EBT ini adalah salah satu kebutuhan penting yang sedang dibahas serius secara global termasuk Indonesia lebih khusus lagi Jatim.

“Jadi pikiran pikiran strategis dari para mahasiswa dalam BEM Nusantara ini harus dipertemukan dengan para pelaku usaha, pelaku ekonomi, akademisi, hingga dinas terkait juga dilibatkan,” urainya.
Menurutnya, pikiran-pikiran mahasiswa yang masih idealis dan orisinil inilah yang harus mampu ditangkap dan diterjemahkan melalui rumusan pembangunan dan kebijakan di Jawa Timur, yang nantinya bisa dibawa kepada rumusan pembangunan di tingkat nasional.

Khofifah menyebutkan bahwa transformasi pemanfaatan energi fosil seperti Minyak dan Gas Bumi dapat beralih menuju energi bersih yaitu EBT. Artinya, diharapkan dapat bersumber dari Sumber Daya Energi Baru Terbarukan seperti Matahari (Surya), Biomassa, Biogenik, gelombang laut, geothermal/Panas Bumi, Pertambangan (Lithium, Nikel untuk baterai kendaraan listrik, dan Radioaktif).

“Pembangunan EBT di Jatim terus berjalan dan diupayakan se maksimal mungkin guna mendukung terciptanya iklim yang sehat ketika Sumber Daya Alam yang ada selama ini dirasa harus diperbaharui,” tegasnya.
Di bidang transisi ekonomi, Khofifah menawarkan kepada para mahasiswa untuk dapat memanfaatkan banyak jejaring dan akses dan pemanfaatan UMKM antara lain melalui Kampus Shopie UMKM kerjasama Pemprov Jatim dengan Shopie yang ada di Malang.
“Nantinya di Kampus Shopie Malang, para Mahasiswa akan dikenalkan dan diajarkan sekaligus dilatih cara berwirausaha secara digital mulai dari pengemasan hingga penjualan produk secara menarik,” ungkapnya.
Koordinator Daerah BEM Nusantara Jatim terpilih, Syahrul Ihza Mahendra, menyampaikan bahwa fenomena EBT saat ini menjadi isu penting yang menjadi perhatian semua pihak. Pengawalan isu ini menjadi krusial bagi mahasiswa untuk bersama-sama mengetahui segala perkembangan EBT di Jatim.

Menurutnya, mahasiswa melihat banyaknya potensi Sumber Daya Alam di Jatim yang kaya akan potensi EBT seperti geothermal atau panas bumi, tenaga surya, air maupun tenaga angin bisa menjadi tolak ukur pengembangan EBT di Jatim.

Peran mahasiswa, kata dia, diharapkan dapat mengawal dan merealisasikan agar pelaksanaannya tepat guna dan memiliki ketermanfaatanya bagi hajat hidup masyarakat banyak.
“Harapannya mahasiswa Jatim turut berperan aktif dan konsisten dalam membantu pengembangan rencana kerja EBT sehingga memberi manfaat bagi masyarakat,” tutup Syahrul. (*).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait