SURABAYA, beritalima.com | “Jangan berdiri di belakangku, karena belum tentu aku pemimpin bagimu. Jangan berdiri di depanku, karena belum tentu aku mengikutimu. Berdirilah di sampingku sebagai seorang saudara dan kita berikan sesuatu kepada dunia”.
Pesan tersebut disampaikan oleh Raharto Teno Prasetyo, walikota Pasuruan di hadapan pengurus Perempuan Tani HKTI Jatim, yaitu Dr. Lia Istifhama, Nurul Qomariyah, Umiyati, Veronika Tjien, dan Nikken saat berkunjung di ruang dinas Walikota Pasuruan (23/9).
“Saya ingin membangun kepemimpinan sebagai bangunan persaudaraan. Kalau kita menjadikan kepemimpinan sebagai garis tegas sebuah hierarki, maka sulit bagi kita untuk dekat dengan masyarakat. Padahal pemimpin dipilih dan dimiliki oleh masyarakat”, ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, perempuan tani Jatim juga berbicara mengenai posisi perempuan tani nelayan.
“Pasuruan kota memiliki potensi perikanan yang besar. Tentu, banyak perempuan tani nelayan yang bisa didorong untuk memiliki peran strategis dalam perekonomian”, ujar Lia Istifhama, ketua Jatim.
“Hal ini sesuai harapan dari ibu Ketum kami, Ibu Dian Novita Susanto yang mengedepankan fungsi bridging melalui perempuan tani HKTI”, tambahnya.
Hal tersebut diamini oleh Walikota Pasuruan yang merupakan generasi millenial.
“Tentu, Pasuruan kan memiliki pelabuhan bersejarah, yaitu Tanjung Tembikar. Pelabuhan tersebut dulunya adalah terbesar se pulau Jawa. Semoga peran perempuan tani nelayan nanti bisa secara signifikan mengembalikan sejarah itu lagi”, pungkasnya. (rr)