KUPANG, beritalima.com – Web Pasar BRI dan Portal NTT Maju resmi dilaunching oleh Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man, Kepala Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur, I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala BRI Cabang Kupang, Stefanus Juarto, yang ditandai dengan penekanan tombol Sirine, Kamis (24/9/2020) di Pasar Obobo, Kota Kupang.
Kepala Bank Indonesia (BI), I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan, dalam situasi pandemi Covid-19 kebutuhan digitalisasi semakin meningkat, teknologi mulai terbiasa dengan masyarakat.
Selain itu, adanya potensi penyebaran virus melalui uang tunai menyebabkan semakin banyak orang meninggalkan uang tunai / cash sebagai alat pembayaran dan memilih bertransaksi secara non tunai.
Hal ini tentunya mendorong peningkatan transaksi non
tunai beberapa bulan terakhir.
Dikatakan Nyoman, pembatasan aktifitas ekonomi dan penerapan social distancing perlu dijawab dengan inovasi, sehingga kegiatan ekonomi dapat tetap berjalan dengan baik. Sebagai upaya untuk mendorong dan meningkatkan inisiasi digitalisasi didaerah, berbagai inovasi di area sistem pembayaran telah diluncurkan oleh Bank Indonesia.
Pada 17 Agustus 201 9 lalu, Bank Indonesia telah meluncurkan sistem pembayaran tanpa sentuhan atau kontak fisik menggunakan QRIS sebagai hadiah kemerdekaan bagi bangsa.
QRIS bukan suatu aplikasi, namun merupakan Standar Pembayaran berbasis QR Code yang akan menjadi rujukan berbagai penyelenggara pembayaran menggunakan Hand Phone. Dengan QRIS, pelaku usaha di Pasar Tradisional, pedagang ritel, UMKM maupun transaksi Donasi dapat menggunakan model pembayaran tanpa sentuhan atau kontak fisik secara non tunai dengan hanya 1 macam QR Code.
Dengan satu QR Code, bisa menerima dan menghubungkan pembayaran dari aplikasi penyelenggara manapun, baik dari bank atau non-bank, bahkan dapat menerima dan menghubungkan pembayaran dari turis manca negara.
“Dengan QRIS, kita dapat mendorong kemajuan sektor perdagangan khususnya di pasar tradisional serta UMKM dan tentunya akan mempercepat akses keuangan bagi pelaku usaha sehingga memperluas inklusi ekonomi dan keuangan”, kata Nyoman menambahkan.
Dikatakan Nyoman, hingga saat ini sudah terdapat 40 penyelenggara bank maupun non bank berijin dari BI untuk menyelenggarakan QRIS.
Sementara itu, jumlah pedagang yang telah menggunakan QRIS
hingga 19 September 2020, mencapai 4,7 juta merchant di seluruh provinsi di Indonesia dan di 348 kota kabupaten termasuk di kepulauan Seribu dan Mentawai.
Untuk Provinsi NTT, sebanyak 27.292 pedagang sudah terdaftar dan menggunakan QRIS. Dan
sebanyak 32% atau 8.787 pedagang diantaranya berlokasi di Kota Kupang.
Potensi peningkatan
jumlah pedagang menggunakan QRIS masih cukup besar jika dilihat dari total jumlah pedagang
pasar dan I-JMKM di Provinsi NTT.
Pada kesempatan tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT memberikan apresiasi
kepada Bank Rakyat Indonesia Cabang Kupang yang telah berupaya melakukan inovasi di tengah Pandemi Covid-19 dengan memfasilitasi pedagang pasar di Kota Kupang melalui website pasar tradisional dan mengimplementasikan QRIS dalam transaksi pembayarannya.
Peluncuran website pasar tradisional dengan pembayaran menggunakan QRIS ini merupakan yang pertama kali di Provinsi NTT, yaitu di Kota Kupang.
Selain itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT turut mendukung dan mendorong
transaksi digital salah satunya melalui website ntt-maju.com. Website ini diharapkan dapat
memudahkan pengunjung maupun pencari informasi untuk memperoleh informasi pedagang pasar melaui link website pasar BRI serta link pasar lainnya, pengusaha UMKM atau eCommerce UMKM lokal NTT, serta informasi tempat ibadah/sosial dalam dalam melakukan donasi.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT berharap pedagang yang masuk dalam website pasar BRI akan semakin banyak dan transaksinya semakin meningkat.
Hal ini tentunya dapat mendorong aktifitas ekonomi masyarakat Kota Kupang yang saat ini sedang turun akibat Pandemi Covid-1 9.
“Selain itu, kami berharap website ntt-maju.com dapat memberikan informasi secara lebih mudah
dan terpusat kepada masyarakat NTT sehingga masyarakat akan dimudahkan dalam melakukan
transaksi pembelian dan pembayaran”, ungkap Nyoman.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man mengatakan, salah satu program pemerintah Kota Kupang adalah Kupang Bagaya.
“Jadi kalau bapak/ibu lihat sekarang kami sibuk dengan pasang lampu jalan, taman, smart city, itu bagian dari payung hukum yang kami cita-citakan dulu namanya Kupang Bagaya,” kata Hermanus Man.
Kupang bagaya itu adalah kombinasi dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan model.
Karena itu, dalam kaitannya menyambut Kupang Bagaya ini sangat merespon.
“Mari kita membuat belanja non tunai menjadi wabah di Kota Kupang”, kata Herman Man. (L. Ng. Mbuhang)