TULUNGAGUNG, beritalima.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, menggelar rapat evaluasi hasil Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan koordinasi pelaksanaan program “Geser Jadi Mantul” .
Pelaksanaan rapat evaluasi BIAN dan koordinasi program Geser Jadi Mantul bertempat, di Crown Victoria Hotel, Selasa, (20/09/2022).
Kadinkes Tulungagung dr. Kasil Rokhmad, MMRS menyampaikan bahwa, hasil evaluasi BIAN, ada beberapa Desa yang belum mencapai target.
“Hasil evaluasi BIAN sudah mencapai target 100%, namun ada yang masih dibawah 95%. kita semua tau bahwa, anak yang tidak mendapat vaksin dan terlindungi, kedepannya bisa mudah terserang sakit,” ucap Kadinkes.
Pihaknya, tidak ingin Tulungagung yang sudah berusaha memberi vaksinasi, masih ada Desa yang menjadi sumber pencetus. Maka yang persentasenya masih kurang akan dilakukan penyisiran.
“Terakhir, dari sekitar 271 Desa, ada 36 Desa yang persentasenya masih rendah. Berharap, 36 Desa tersebut bisa teratasi dan mencapai target sampai tanggal 30 September,” ujarnya.
Menurutnya, kendala kurangnya pemahaman kepada masyarakat, ada pula yang belum punya waktu pas atau sedang sakit, sehingga harus dilakukan sweeping.
Disinggung terkait salah satu kelurahan di wilayah kota Tulungagung yang tingkat Vaksin BIAN rendah, Kasil mengungkapkan, kurangnya pemahaman kepada mereka.
“Kelurahan itu merupakan daerah disentralisasi dan tidak perlu disebut takut salah faham. Saya harap, bisa bekerjasama. Bukan kita yang belum kesana, namun terkait pemahaman,” ungkap Kasil.
Lanjutnya, kami sampaikan disana ada lintas sektor, Forkopimcam dan tokoh agama yang bisa diajak kerjasama. Untuk halal atau haram Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah menjamin dan tanggung jawab.
Sebenarnya, jika disitu sudah pegang tokoh kunci atau yang menjadi panutan, pasti bisa menggerakkan semuanya.
“Kita evaluasi ternyata satu Kelurahan itu capaian vaksinasi hanya 54%, sementara yang lain rata-rata sudah di atas 90%. Padahal, tempatnya di Kota, harusnya dari sisi jangkauan petugas tidak ada masalah,” bebernya.
Kasil menerangkan, untuk pencapaian maksimal di daerah pegunungan, terkendala karena akses jalan atau waktu tempuh.
“Wilayah pegunungan biasanya sulit dijangkau petugas dengan kendaraan, apalagi menggunakan mobil, seperti Kecamatan Pagerwojo. Tetapi ,ada juga yang hasilnya bagus, Pucanglaban dan Tanggunggunung,” terangnya.
Lebih lanjut, Kasil Memaparkan, dari seluruh Kabupaten di Jawa Timur, tingkat keberhasilan Vaksinasi Tulungagung masuk di 15 besar.
“Vaksinasi BIAN di Tulungagung masuk 15 besar, dan kami mempunyai program CERDIK, “Geser Jadi Mantul”, Kurangi Gulamu, Banyakin Senyum Manismu,” papar Kasil.
Program tersebut, merupakan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya hal- hal yang tidak diinginkan pada anak usia menginjak remaja.
CERDIK mempunyai arti :
C: Cek Kesehatan Secara Rutin
E: Enyahkan Asap Rokok
R: Rajin Aktivitas Fisik
D: Diet Seimbang
I: Istirahat Cukup
K: Kelola Stres.
Sedangkan, “Geser Mantul” mempunyai arti Gerakan Serentak Jaring Dini Diabetes Masyarakat Tulungagung.
“kita ingin mendeteksi sedini mungkin penyakit yang sering disebut Mother of Disease yakni, induknya dari segala penyakit yang tidak menular, seperti diabetes bisa ke katarak, impotensi, gagal ginjal, stroke dan jantung,” jelasnya.
Antisipasi agar semua tidak terjadi, maka Dinkes Tulungagung berupaya mendeteksi sedini mungkin. Dengan sasaran pemeriksaan usia 15 tahun, sehingga harus dilakukan sosialisasi dan pengecekan di sekolahan.
“Selain di sekolahan, juga dilakukan pemeriksaan di Puskesmas dan mengadakan event pemeriksaan gratis gula darah,” pungkasnya. (Dst).