Disnakertrans Halsel tak Becus Urus TKA

  • Whatsapp

LABUHA, BeritaLima.com – Bukan rahasia lagi jika Halmahera Selatan merupakan kabupaten penampung Tenaga Kerja Asing (TKA) tertinggi di Maluku Utara. Para TKA rata-rata berasal dari Republik Rakyat Tiongkok dan bekerja di sektor pertambangan. Sayangnya, sebagian TKA diduga belum terdata oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Halsel.

Komisi II DPRD Halsel mengungkapkan, data yang disampaikan Disnakertrans Halsel jauh berbeda dengan data yang dirilis Disnakertrans Provinsi Maluku Utara.

Anggota Komisi II Arsyad Sadik Sangadji menyatakan dalam rapat bersama beberapa waktu lalu, Nakertrans Halsel menyampaikan jumlah TKA di Halsel hanya sebanyak 500 orang lebih. “Sementara data dari Nakertrans Provinsi yang dilansir media jumlah TKA di Halsel mencapai 689 pekerja. Karena itu kami curiga ada TKA yang lolos dari pendataan Nakertrans Halsel,” tutur Arsyad, Jumat (27/4/2018).

Kondisi ini membuat Komisi II mendesak Disnakertrans Halsel untuk memperbaharui datanya. Selain jumlah, legalitas para TKA juga harus dipastikan. “Apakah mereka ini datang dengan visa turis  atau dengan kontrak kerja,” ujarArsyad.

Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia itu menjabarkan, membiarkan TKA yang tak terdata sama saja dengan membiarkan bocornya pendapatan daerah. Sebab warga asing yang tak terdata tak akan membayar pajak untuk daerah. “Kalau kami hitung-hitung, dengan rupiah di angka Rp 13 ribu per dollar saja, tiap tahun ada sekitar Rp 9 miliar yang tidak dipungut daerah dari TKA,” jabarnya.

Pemerintah Kabupaten juga didesak menempatkan petugas dari Halsel di Imigrasi dan Bea Cukai. Mereka nantinya bertugas mengurus administrasi warga asing yang masuk ke Halsel. “Ini untuk memperpendek rentang kendali pelayanan dalam urusan administrasi, sehingga kita tidak memelihara penduduk “liar”,” tegas Arsyad.

Berdasarkan data Disnakertrans Malut, 689 TKA di Halsel tersebar di enam perusahaan. Yakni di PT Mega Surya Pertiwi sebanyak 238 orang, PT Metallurgical Corporation of China 47 orang, PT China Machinery Industry Contruction 5 orang, PT Gelora Mandiri Kelapa Sawit 8 orang, PT Wanatiara Persada 67 orang, serta PT Jin Chuan 324 orang. Para pekerja ini sebagian besar berasal dari Tiongkok, hanya karyawan perusahaan kelapa sawit yang berasal dari Korea. (iel

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *