DJPb Jatim Sebut Tingginya Inflasi Terpicu Kenaikan Harga Minyak

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Selain memaparkan Perkembangan Realisasi APBN Regional dan APBD Konsolidasian, dalam Konferensi Pers Alco Regional Jawa Timur pada Selasa (29/11/2022) ini Kepala Kanwil DJPb Jatim Taukhid SE M.Sc.IB MBA juga menyampaikan Kondisi Perkembangan Ekonomi Daerah, serta Update kasus Covid-19 dan Dampak Konflik Rusia-Ukraina.

Disebutkan, Kondisi Perkembangan Ekonomi Daerah terdapat 5 item. Satu, tingkat inflasi Oktober 2022 sebesar 0,04 % (m-to-m), Inflasi Tahun Kalender Oktober 2022 sebesar 5,55 % (y-to-d), dan Inflasi Tahun ke Tahun di Jawa Timur mencapai 6,65 % (y-on-y).

Pada Oktober ini (m-to-m) terdapat dua Indeks Kelompok Pengeluaran penyumbang tingkat inflasi tertinggi, yaitu pada kelompok Kesehatan 0,65%, kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman Restoran 0,38% dengan andil pembentukan inflasi Kesehatan sebesar 0,02%, dan penyediaan mamin/restoran sebesar 0,03%.

Namun berdasarkan inflasi tahun ke tahun (y-on-y), indeks Kelompok Pengeluaran terbesar terjadi pada kelompok Transportasi 17,14%, Kelompok Penyediaan Mamin/Restoran sebesar 9,60%, dan kelompok makanan, minuman dan tembakau (MMT) sebesar 7,31%.

“Tingginya inflasi pada kelompok Transportasi (y-on-y) karena dipicu oleh kenaikan harga minyak yang diumumkan pemerintah pada September 2022,” tandas Taukhid.

Dua, PDRB Jawa Timur Triwulan III-2022 mencapai Rp700,59 triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp447,54 triliun.

Perekonomian Jatim Triwulan III dibanding Triwulan II-2022 secara q-to-q tumbuh sebesar 2,15%, secara y-on-y tumbuh sebesar 5,58% dan secara kumulatif c-to-c mencapai 5,53%.

Atas capaian tersebut perekonomian Jawa Timur kuartal ke III 2022 memberikan kontribusi ke perekonomian Nasional sebesar 13,8% berdasarkan ADHB dan sebesar 15% berdasarkan ADHK.

Tiga, berdasarkan Lapangan Usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,05%. Sedangkan berdasarkan Komponen Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 12,46%.

Empat, ekspor Provinsi Jatim pada Oktober 2022 secara m-to-m mengalami penurunan sebesar -4,98%, dari USD 2,04 miliar menjadi USD 1,93 miliar. Dibandingkan Oktober 2021 (y-o-y), nilai ekspor tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,93%.

Sedangkan Nilai Impor pada Oktober 2022 mencapai sebesar USD 2,56 miliar atau turun 9,05% dibandingkan September 2022 (m-to-m). Namun dibandingkan September 2021 (y-o-y) meningkat sebesar 1,78%.

Lima, neraca perdagangan Jawa Timur selama Oktober 2022 mengalami defisit sebesar USD 631,01 juta. Defisit Neraca Perdagangan disumbang oleh sektor migas sebesar USD 465,27 juta, dan di sektor nonmigas sebesar USD 165,74 juta.

Secara kumulatif selama Januari-Oktober 2022 (y-to-d) neraca perdagangan Jawa Timur juga mengalami defisit sebesar USD 7,85 milyar. Hal ini disebabkan karena defisit pada sektor migas sebesar USD 6,24 miliar dan sektor nonmigas sebesar USD 1,61 miliar.

Dalam Prescon secara hybrid ini Taukhid juga menyampaikan Update kasus Covid-19 dan Dampak Konflik Rusia-Ukraina. Disebutkan, munculnya varian baru Covid Omicron XBB dan Perang Rusia vs Ukraina berdampak pada Perekonomian di Jawa Timur.

Perkembangan Covid-19 di Jatim sampai akhir Oktober 2022 menurun pada kisaran 100-400 kasus per hari (7 DMA) dibanding akhir September 2022 pada kisaran 150-400 kasus per hari (7 DMA). Namun, lanjut Taukhid, perlu di waspadai penyebaran varian baru Covid Omicron XBB yang cenderung meningkat setiap hari.

Risiko telah bergeser dari pandemic Covid-19 ke tekanan ekonomi global yang disebabkan antara lain melonjaknya inflasi global, pengetatan likuiditas & suku bunga, dan memanasnya konfisi geopolitik dunia yang berimbas langsung pada perekonomian Indonesia maupun Jatim.

Disebutkan, naiknya harga komoditas (y-t-d sampai Oktober 2022), baik energi seperti batubara (126,22%), gas alam (66,58%), dan minyak mentah (20,07%) maupun pangan seperti gandum (16,39%), kedelai (5,62%), dan jagung (17,35%) merupakan dampak konflik Rusia-Ukraina dan kebijakan OPEC yang memangkas produksi minyak. gan

Teks Foto: Kakanwil DJPb Jatim Taukhid (pojok kiri atas dalam monitor) saat Prescon Alco Regional Jawa Timur, Selasa (29/11/2022)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait