JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani menyesalkan perkelahian antara Anaka Buah Kapal (ABK) asal China dan ABK Indonesia di Perairan Malaysia. Untuk itu, dirinya meminta Pemerintah dalam hal ini Kemenlu dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), agar segera mengusut tuntas kejadian ini.
“Saya meminta pemerintah untuk mengirimkan tim dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Tenaga Kerja, BP2MI dan lembaga penyalur untuk berkoordinasi dengan pemerintah setempat guna melakukan pencarian korban yang masih hilang hingga saat ini,” ujar kata Nettu kepada awak media, Senin (4/5).
Pasalnya, kata legislator dari Dapil Jawa Barat tersebut, hingga saat ini dari 6 ABK yang melompat masih ada 2 orang yang belum diketemukan. “Negara harus hadir memberikan peran. Karena kasus hilangnya 2 ABK Indonesia ini menambah deret hitam kasus perlindungan pekerja dan warga Indonesia,” tegas Netty.
Padahal, kata dia, beberapa waktu silam, Komisi IX DPR sudah melakukan rapat koordinasi lintas kementerian seperti Kemenhub, Kemen KKP, dan Kemenaker membahas perlindungan bagi ABK dan pekerja di atas kapal yang rentan dengan resiko dan kematian.
“Selain melakukan pencarian, tim ini harus memberikan pendampingan hukum kepada para ABK ini. Jika memenuhi unsur kekerasan dan motif kejahatan dalam kasus ini, bisa dibawa ke ranah hukum. Dan, jika ternyata 2 ABK ini dinyatakan meninggal dunia, pemerintah melalui tim harus memastikan hak-hak tenaga kerja tersebut yang nantinya dapat segera diterima ahli waris mereka, baik dari perusahaan maupun asuransi sosial nya.” papar Netty.
Sebelumnya, Anggota Komisi IX Fraksi PDIP, Muchamad Nabil Haroen, juga mendesak hal yang sama. “Pemerintah harus menugaskan kementrian terkait untuk investigasi kasus ini,” ujar Gus Nabil sapaan akrab Muchamad Nabil Haroen.
Jika benar perkelahian dan kekerasan, kata dia, harus ada sanksi hukum yang jelas dan tegas. Apalagi kejadian tersebut menyangkut dengan hukum dan keselamatan tenaga kerja Indonesia. Kejadian itu kata dia, harus menjadi perhatikan pemerintah secara seksama. “Kemenlu, Kemenaker dan instansi terkait harus bersama menyelesaikan kasus ini agar terang benderang, juga mencari korban yang masih hilang di laut,” tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama itu.
Untuk diketahui, seorang ABK Koto Tangah, Padang, Adithya Sebastian dilaporkan hilang di perairan Malaysia, setelah yang bersangkutan diduga meloncat dari atas kapal bersama lima rekannya. Menurut keterangan paman korban, Adrizal di Padang, dari informasi rekan korban yang selamat, 7 April 2020 terjadi perkelahian antara enam ABK Indonesia dengan ABK China di atas kapal Fu Yuan Yu 1218 tepatnya di perairan Selat Malaka dengan Singapura.
Kemudian, enam ABK itu terjun ke laut dan empat orang diselamatkan oleh maritim Malaysia dan sudah dipulangkan ke Indonesia. “Adithya Sebastian dan temannya, Sugiyana Ramadhan asal Sukabumi, tidak jelas nasibnya sampai saat ini.”
Kemudian pihak perusahaan atas nama Jhon Albert menghubungi kami keluarga dan menyampaikan tidak ada kekerasan di kapal. ”Perusahaan sudah melaporkan ke Kemenlu dan pihak perusahaan kini menunggu info dari Kemenlu,” kata dia.
Berdasarkan dokumen pemberitahuan PT Mandiri Tunggal Bahari selaku perusahaan penyalur menjelaskan, berdasarkan pengakuan kapten kapal enam ABK asal Indonesia terjun Selasa (7/4) pukul 02.43.
Pada awalnya kapten kapal tidak mengetahui ada enam ABK yang terjun ke laut dan setelah dicari ke seluruh penjuru kapal tidak ditemukan sama sekali.
Kemudian kapten kapal menyadari enam ABK tersebut terjun ke laut setelah melihat rekaman CCTV.
Menurut kapten kapal mereka ingin pulang karena posisi kapal sudah dekat antara Selat Malaka dan Singapura. Saat kejadian empat ABK berhasil diselamatkan kapal lain yang melintas dan dua ABK belum ditemukan hingga hari ini. (akhir)