Dua Wartawan Di Probolinggo Alami Kekerasan Mental

  • Whatsapp

PROBOLINGGo Beritalima.com – Dua Wartawan Beritalima.com dan Teropong mengalami kekerasan mental saat hendak konfirmasi di salah satu lembaga pendidikan sekolah menengah pertama (SMP).

kekerasan di dapat kedua wartawan itu terjadi saat keduanya hendak konfirmasi terkait dugaan pelecehan profesi wartawan dan LSM yang di lakukan oleh komite sekolah Rabu 22/03/2017. dalam sebuah rapat di SMP 06 wonoasih kota Probolinggo.

Dalam jumpa pers nya Anam Junaidi Journalis Beritalima.com biro probolinggo menuturkan bahwa pengusiran terjadi ketika hendak melakukan peliputan,

“Saat itu saya hendak konfirmasi terkait transkrip percakapan yang terekam dalam data recording yang saya dapatkan, Tiba tiba kami di kagetkan dengan ulah arogansi kepala sekola. meski pihak sekolah dan komite sudah meminta maaf secara lisan . namun saya sangat menyayangkan, pasalnya lembaga pendidikan itu kan di dalamnya orang orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang memadai. seharusnya hal itu tidak perlu di lakukan bila mereka memahami tugas jurnalis,” jelasnya

Lebih lanjut Anam junaidi mengatakan bahwa akan melakukan penuntutan terhadap apa yang di alami

” sebagai manusia biasa tentu saja saya memaafkan, namun secara kelembagaan saya juga akan menuntut secara terbuka permintaan maaf di media. di karenakan ini menyangkut profesi wartawan yang sudah jelas di lindungi oleh undang undang. sepanjang dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya tidak melanggar kode etik . bila menyebut kata wartawan itu bisa artikan perbuatan melecehkan profesi wartawan pada umumnya,” imbuhnya

Sementara Totok wartawan/ kepala biro ‘Teropong’ menceritakan bahwa kepala sekolab datang dengan arogansinya

“saat itu kepala sekolah SMP 06 saudara Yanto secara tiba tiba menunjukkan reaksi arogan kepada saya dan teman saya. tanpa mepersilahkan kami masuk ke ruangannya. malah dengan kata kata yang kurang pantas bagi seorang pendidik , tentu saja saya kaget karena saya tidak pernah ke sekolah sebelumnya. setelah terjadi adu argumen sengit antara saya dan kepala sekolah tersebut barulah saya di suruh masuk itupun masih dengan nada emosi. tujuan kami jelas kok, untuk melakukan konfirmasi. Dan konfirmasi merupakan kewajiban buat saya sebagai jurnalis guna menyajikan berita yang berimbang.” Terangnya

Seperti di beritakan sebelumnya telah beredar transkrip rekaman intimidasi berdurasi 12.48 detik itu beredar, jelas sekali dalam rekaman tersebut dalam suatu rapat komite sekolah dan wali murid. komite sekolah mengintervensi wali murid agar bila ada apa apa jangan memberitahukan wartawan dan LSM
Karena nanti ujung ujung nya minta duit.

Permasalahn ini juga mendapat kecaman dari wartawan senior Probolinggo yang juga dewan penasehat di forum wartawan mingguan Probolinggo (F-WAMIPRO)

kepada media Nanang sukistiadi menilai pendidik arogan seperti itu tidak memiliki jiwa pendidik

” Kepala sekolah SMP 06 saudara Yanto saya rasa tidak memiliki leadership yang memadai, sehingga tidak pantas untuk mengemban jabatan sebagai kepala sekolah. Seharusnya hal itu juga tak perlu terjadi bila kepala sekolah tersebut memahami tugas jurnalis serta faham undang undang PERS nomor 40 .tahun 1999. dan hal itu bisa di laporkan karena telah menghalang halangi tugas wartawan.” Pungkasnya.(tim)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *