Forum Pembauran Kebangsaan Benteng Kebhinekaan Indonesia

  • Whatsapp

Oleh: HM Yousri Nur Raja Agam, SH *)

beritalima.com | SAAT ini masih terjadi pergunjingan dan berita-berita yang kurang sedap di tanah air kita Indonesia. Persaudaraan antar sesama anak bangsa Indonesia yang bersatu dalam kebhinnekaan, seolah-olah tergoda.

Ada pihak tertentu yang konon membuat suasana keruh dalam pergaulan antarsuku dan daerah.

Kendati suasana dan situasi sempat berkembang menjadi kerusuhan, untungnya semua pihak saling memahami. Peristiwa yang terjadi di Kota Malang dan Kota Surabaya, dianggap menjadi pemicu kemarahaan warga di Bumi Papua. Semula di Kota Manokwari, menjalar ke Jayapura dan Sorong.
Namun, setelah diusut poenyebabnya, maka persoalan dapat diselesaikan.

Kejadian di Bumi Papua itu, menjadi perhatian Pemerintah Pusat. Demikian pula Pemerintah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, serta Provinsi Jawa Timur. Perwakilan masyarakat Papua di Jawa Timur bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Diperoleh informasi dan masukan sebab-sebab permasalahan yang timbul.

Selain tokoh masyarakat yang di Jawa Timur, kemudian Gubernur Papua, Lukas Enembe, juga berkunjung ke Gedung Negara Grahadi Surabaya. Rombongan masyarakat Papua yang merantau di Jawa Timur, beserta para pejabat yang mendampingi Gubernur Lukas Enembe, disambut kekeluargaan oleh Gubernur Khofifah.
Terjadi dialog dan saling pengertian dalam suasana akrab yang dilanjut ramahtama sembari makan siang bersama.

Sebenarnya, bagi masyarakat Jawa Timur di Surabaya dan di Kota Malang, tidak ada masalah dengan warga Papua. Selama ini kekeluargaan dan pergaluan antar warga perantau, Mahasiswa Papua yang ada di Jatim aman-aman saja. Bahkan, dalam kegiatan pesta budaya antarsuku dan daerah Nusantara, di Jawa Timur selalu berlangsung akrab. Bahkan, di Kota Surabaya, suasana kekeluargaan itu sudah terbina sejak lama.

Selama ini, dalam berbagai acara pada HUT Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, Sumpah Pemuda 28 Oktober, Hari Pahlawan 10 November dan Hari Bela Negara 19 Desember, kerukunan dan toleransi sangat terasa. Setiap tahun perwakilan antar suku, daerah, etnis dan agama, terlibat dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jatim dan Kabupaten-Kota di Jawa Timur.

Sudah tidak asing lagi, pada setiap hari-hari besar nasional dan keagamaan itu, dari berbagai daerah tampil dengan ragam budaya daerah. Mulai dari tampilan busana sampai atraksi kesenian. Sehingga corak dan keragaman budaya Nusantara terpancar ke mana-mana.

Apalagi, beberapa kota, seperti Surabaya, Malang, Jember, Banyuwangi dan beberapa kota lainnya di Jatim, tidak hanya menyajikan budaya Nusantara, tetapi juga menampilkan budaya dari tamu-tamu mancanegara.
Artinya, selama ini sudah tidak ada masalah hubungan antarsuku, daerah, ras, etnis dan agama di Indonesia.

Keikutsertaan warga perantau dari daerah sudah tidak diragukan lagi. Apalagi, selama ini peran Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) tidak diragukan lagi. Mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, kota dan bahkan ada yang sudah sampai ke tiap kecamatan.

FPK merupakan wadah kerja sama dan informasi antar warga. Baik sesama warga penduduk asli di suartu daerah, termasuk dengan warga pendatang, perantau dan keturunan yang berbeda. Juga agama yang tidak sama, semua sudah terlihat akrab dan rukun penmuh toleransi.

Keberadaan FPK tampak dan mampu mempersatukan anak bangsa. Sehingga p[otensi konflik bisa segera diatasi. Surabaya dan Jawa Timur, boleh diokatakan sebagai miniatur Indonesia. Di wilayah ini berhimpun segala macam suku bangsa dan etnis.

Kita bersyukur, Pemerintah sudah membentuk FPK dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan Pembauran Kebangsaan (FPK) di Daerah. Dalam Permendagri tersebut, disebutkan FPK dibentuk di semua level pemerintahan hingga tingkat kelurahan. Pembiayaan FPK ini sendiri juga dianggarkan dari APBD.

Nah, marilah kita jadikan FPK, sebagai forum yang mengakomodasi segala permasalahan antarsuku, daerah, etnis dan budaya Nusantara. Kita jadikan FPK sebagai “benteng” untuk menjaga keutuhan bangsa berdasarkan keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila. (**)

*) Ketua Dewan Pakar DPW Gebu Minang Jawa Timur.

Disampaikan pada “Lokakarya Masyarakat Pers Nusantara” — 15 September 2019 di Surabaya.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *