TRENGGALEK, beritalima.com –
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, SE., mengapresiasi gerak cepat Desa Gemaharjo mempraktekan arahan Bupati Trenggalek mengkampanyekan gerakan cegah perkawinan anak demi mewujudkan Desa 0 Perkawinan anak. Lebih-lebih, desa ini mengemas kampanye cegah perkawinan anak dengan kegiatan yang menarik, Pameran/ Expo bertajuk ‘Gebyar Gempita’ yang bisa membangkitkan perekonomian masyarakat.
Inisiator Sepeda Keren, juara 1 Kompetisi Inovasi Publik (Kovablik) Provinsi Jawa Timur tahun 2021 itu menganggap cegah perkawinan sesuatu yang sangat penting karena dalam perkawinan anak cenderung menciptakan rantai kemiskinan baru bagi keluarga tersebut. Pasalnya secara finansial keluarga muda cenderung belum siap, sehingga akan membebani orang tuanya.
Selain itu rahim anak belum siap, termasuk pemahaman mengasuh anak yang kurang bisa menjadikan anak stunting. Kondisi dan resiko ini yang ingin di cegah wanita cantik itu sehingga mendukung dan mengapresiasi upaya yang dilakukan Desa Gemaharjo, Kecamatan Watulimo.
“Saya sangat mengapresiasi gerak cepatnya Desa gemaharjo dalam mempraktekkan arahan dari bapak bupati untuk membuat Kabupaten Trenggalek ini, Desa 0 perkawinan anak,” ungkapnya.
“Ini adalah desa pertama yang langsung mempraktekkan gerakan-gerakan atau langkah-langkah strategis dalam mencapai target yang ditetapkan oleh Bapak Bupati Kabupaten Trenggalek,” sambungnya
Selain itu di sini juga ada pameran expo, saya lihat dari pemerintah Desa Gemaharjo juga mengemas kegiatan sosialisasi ini menjadi acara yang keren dan saya berharap ini juga bisa menjadi momentum untuk mengangkat kembali perekonomian Desa Gemaharjo.
Mencegah perkawinan anak sangat penting sekali karena, kita punya cita-cita perekonomian kita meningkat. Kesehatan kita membaik dan di sektor pendidikan juga kita tentu ingin mencapai indeks-indeks yang meningkatdari setiap tahunnya.
Itu semua tidak bisa tercapai kalau kita membiarkan pernikahan usia anak yang masih tinggi. Di sektor pendidikan kita tidak akan mencapai indikator yang baik, apabila banyaknya anak-anak muda yang putus sekolah karena menikah.
Kemudian dari data perceraian juga meningkat karena banyaknya masyarakat yang menikah dibawah usia yang tingkat kematangan emosional masih belum baik. Menikah di usia yang siap itu menjadi pilihan yang harus dan wajib bagi seluruh masyarakat Trenggalek.
“Siap disini tidak sekedar masalah usia, tapi juga secara mental, finansial, pengetahuan bagaimana membina rumah tangga. Tidak hanya cinta tapi juga mampu membuat masyarakat Kabupaten Trenggalek ini bisa meningkatkan kualitas hidupnya masing-masing,” tegas istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin itu. (her)