SURABAYA, beritalima.com | Pemprov Jatim menggandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI) untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan stunting di Jatim. Hal ini penting dilakukan karena kedua permasalahan tersebut masih menjadi pekerjaan rumah/PR bagi Jatim.
“Banyak program yang bisa mempertemukan IBI dengan Pemprov Jatim, karenanya beberapa hal yang menjadi PR Jatim perlu dipetakan ulang dan disosialisasikan kembali,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menerima Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Timur di Ruang Kerja Kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Pahlawan No. 110 Surabaya, Jumat (19/7) malam.
Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim berharap, IBI bisa menjadi ujung tombak di daerah-daerah utamanya yang jumlah kematian ibu, jumlah kematian bayi, dan stuntingnya masih tinggi. Apalagi, khusus permasalahan stunting telah menjadi kesadaran kolektif mulai dari Presiden hingga masyarakat. Bahkan, pihak Menkeu juga menyadari bahwa stunting perlu ditangani dengan serius.
“Pihak Kemenkeu menyadari bahwa seluruh energi telah diberikan untuk menyiapkan SDM berkualitas, tetapi kalau jumlah penduduk yang stunting tidak tereduksi maka akan menjadi beban,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Jatim ini menjelaskan, menurut data dari Dinkes Jatim berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) per 20 Juli 2019 prevalensi stunting balita di Jatim masih tinggi yakni sebesar 36,81%. Sedangkan, tiga daerah tertinggi prevalensinya yakni di Kota Malang sebanyak 51,7%, Kab. Probolinggo sebesar 50,2%, dan Kab. Pasuruan sebesar 47,6%.
Lebih lanjut disampaikan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi stunting balita umur 0 sampai 59 bulan di Jatim mencapai 32,81%. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi stunting nasional yakni sebesar 30,8%.
“Oleh Karena itu, percepatan pencegahan stunting ini perlu ada intervensi lewat kolaborasi dengan berbagai lembaga termasuk di dalamnya IBI,” pinta Khofifah yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Kerja.
Ditambahkan, masih berdasarkan data Dinkes Jatim, jumlah kematian ibu di Jatim, tahun 2017 mencapai 529 orang per seratus ribu kelahiran hidup, dan tahun 2018 mencapai 522 orang. Sedangkan, untuk tahun 2019 hingga 19 Juli 2019 mencapai 263 orang. Jumlah kematian ibu tertinggi di Jatim per Januari hingga Juni 2019 antara lain berasal dari Kab. Jember, Kab. Banyuwangi Kab. Blitar dan Kab. Malang.
Sementara itu, Ketua IBI Jatim Lestari, SST, SH, M.Kes mengatakan, pihaknya siap untuk membantu Pemprov Jatim dalam menangani AKI, AKB, dan stunting. Terlebih lagi jumlah bidan yang tergabung di dalam IBI mencapai 30.598 orang dan tersebar di 38 kab/kota.
“Anggota kami berada di berbagai pelosok desa, karenanya kami siap mensosialisasikan dan mensukseskan program Pemprov Jatim. Insyaalloh teman-teman IBI siap ikut menangani hal ini,” jelasnya sembari menjelaskan program kerja IBI 100 hari ke depan salah satunya yakni aktif melakukan pembinaan di 38 kab/kota. (rr)