SUMENEP, beritalima.com – Sumenep adalah salah satu kabupaten di Pulau Madura yang memiliki potensi budidaya rumput laut terbesar di Jawa Timur.
Kabupaten ini pantainya landai, ekosistem terumbu karang dan perairan lautnya relatif tenang, sehingga memacu perkembangan usaha budidaya rumput laut.
Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan Sumenep tahun 2008, Sumenep dengan luas areal budidaya 5.795 hektar dapat menghasilkan 3.224,70 ton rumput laut per tahun.
Rumput laut pada umumnya diperdagangkan dalam bentuk bahan baku kering tawar (produk primer) dengan kadar air maksimum 35% dan kotoran 2%.
Rumput laut Sumenep selain diperdagangkan di pasar lokal, juga diekspor ke Cina dan Malaysia.
Kementrian Kelautan dan Perikanan mentargetkan tahun 2020 Indonesia tidak mengekspor rumput laut dalam bentuk bahan baku kering supaya mempunyai nilai tambah.
Untuk itu, perlu dilakukan pendampingan produksi ATC (Alkali Treated Cottonii) skala rumah tangga bagi warga Kabupaten Sumenep, khususnya di Desa Aeng Dake’, Kecamatan Bluto.
Tahun pertama program hi-link telah berhasil introduksi unit pengolahan rumput laut menjadi ATC di UD Karang Baru. Hal ini dapat meningkatkan harga jual rumput laut secara signifikan.
Harga ATC mencapai Rp 80.000,- per kg, sedangkan harga rumput laut kering Rp 18.000,- per kg.
Tahun kedua meningkatkan produksi dan kualitas dengan introduksi teknologi rancang bangun mesin pencacah untuk menghasilkan ATC chip dan mesin pengering berbahan bakar gas agar produksi kontinyu tidak bergantung cuaca. tim hi-link UHT : Titiek Indhira Agustin, S.Pi., M.P., Dr.Ir. Nuhman, M.Kes. dan Urip Prayogi, S.T., M.T (*)