Misalnya pembenahan instalasi saluran air yang telah kropos termakan usia,terus dilakukan melalui anggaran APBN.Serta membangun jaringan baru guna memenuhi jumlah pelanggan tiap tahun terus bertambah.
“Terhitung tahun ini jumlah pelanggan yang kita miliki sebanyak kurang lebih 6.000 pelanggan,yang harus terlayani untuk memenuhi air bersih,”kata Frans,saat memberikan keterangan pers diruang kerjanya.
Perbaikan instalasi air yang memiliki usia cukup berumur, 35 tahun,memang dipandang perlu adanya peremajaan instalasi jaringan air baru.
“Kebutuhan air tiap tahun terus meningkat untuk pemasangan pelanggan baru terus bertambah.Makanya kita upayakan melakukan perbaikan untuk memberikan perawatan bagi pipa yang keropos”,sambung Frans.
PDAM Tana Toraja memiliki 8 zone wilayah sebagai lokasi pendistribusian air untuk memenuhi kebutuhan air bersih,membutuhkan biaya operasional cukup besar.
“Kami akui biaya operasional kami cukup tinggi,pasalnya pendistribusian air dibagi menjadi 8 wilayah yang cukup berjauhan.Menyebabkan cukup menguras biaya operasional,”kata Direktur itu.
Menyinggung hutang PDAM Tana Toraja yang awalnya hanya 5,5 milyar kini membengkak menjadi 27 milyar,diakui Frans PDAM masih merugi,sehingga belum mampu membayar hutang dari pinjaman Bank Dunia itu.
Tapi kata Frans,ada kabar baik,Bank Dunia berencana akan memutih hutang PDAM yang berlaku seluruh Indonesia.”Kita sangat mengapresiasi niat Bank Dunia memutihkan hutang PDAM,”kuncinya.(Gede Siwa)