TULUNGAGUNG, beritalima.com- Pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kabupaten Tulungagung masa bhakti 2022-2025, resmi dilantik/dikukuhkan. Bertempat, di Pendopo Kongas Arum Kusumaningbongso. Senin, (03/10/2022).
Hadir dalam acara, Ketua dan pengurus IMI Provinsi Jawa Timur, Forkopimda, Sekda, ketua dan pengurus cabang IMI Kabupaten Tulungagung, Ketua Komite Olahraga Nasional (KONI) Tulungagung dan komunitas otomotif.
Dalam sambutannya, Drs. Santoso, M.Si selaku Ketua IMI Kabupaten Tulungagung mengucapkan terimakasih kepada Bupati, pelantikan pengurus IMI bisa dilaksanakan di Pendopo Kabupaten.
Santoso mengatakan, perlu diketahui, Kepengurusan IMI yang ada di Kabupaten/Kota Madya, baru bisa dilaksanakan pada tahun 2022 setelah Munas IMI di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
“Selaku Ketua Pengkab IMI Tulungagung, kami berupaya menjalankan roda organisasi dalam empat tahun kedepan. Menjalankan Visi dan misi sebagai pemersatu seluruh kegiatan otomotif dengan menempatkan IMI di tatanan dan peraturan otomotif nasional,” katanya.
Menambahkan, selalu berusaha mendukung, membesarkan seluruh elemen yang berkaitan dengan otomotif di Tulungagung. IMI sebagai pelopor dan pendukung program ketertiban serta keselamatan berkendara di jalan raya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kabupaten Tulungagung merupakan barometer otomotif di Provinsi Jawa Timur maupun Nasional.
Tentunya, suatu kebanggaan bagi semua, Kabupaten Tulungagung ternyata mempunyai potensi sangat luar biasa dan perlu ditata.
“Mari kita besarkan IMI Kabupaten Tulungagung, kibarkan bendera Tulungagung dan KONI, Koordinasi dan komunikasi yang baik. Saya yakin, potensi yang kita miliki mampu bersaing di kancah Nasional,” tutupnya.
Sementara itu, Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, MM, menyampaikan ucapan selamat kepada pengurus IMI Tulungagung yang baru.
“Selamat atas dilantiknya pengurus IMI kabupaten Tulungagung yang baru, masa Bhakti 2022-2025. Pergantian pengurus merupakan kewajiban konstitusional, sekaligus merupakan suatu momentum yang sangat tepat untuk evaluasi pelaksanaan sistem dan mekanisme konsolidasi organisasi,” ucap Bupati.
Menurutnya, mengindikasikan diadakan suatu sistem organisasi demokrasi. Tentunya, dari awal sudah melalui proses yang dilaksanakan secara demokratis.
“Kepada pengurus IMI yang lama, kami ucapkan terimakasih, pengabdiannya telah menciptakan atlet terbaik Tulungagung, sebagaimana dilaporkan oleh ketua IMI Tulungagung,” ujarnya.
Lanjut Bupati, dibentuknya IMI Tulungagung, merupakan suatu wadah pembinaan. Makanya, di era globalisasi yang begitu hebat memang perlu adanya suatu wadah dan pembinaan berjenjang.
Sebagai pembina dan wadah yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menampung kegiatan-kegiatan anak muda, baik yang bergerak di mobil roda empat maupun roda dua dapat diarahkan dengan baik.
“Dengan dilantiknya IMI di Kabupaten Tulungagung, semoga bisa semakin baik, mantap, dan menghasilkan atlet yang berkualitas,” tutur Bupati Maryoto mengakhiri sambutannya.
Di tempat yang sama, Ketua IMI Jatim Bambang Haribowo berharap, setelah dilaksanakan pelantikan/pengukuhan IMI Pengkab Tulungagung segera menyusun agenda.
Mencari bibit-bibit pembalap yang potensi, untuk persiapan tahun 2024 akan diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Sumatera dan Aceh.
“Pemkab Tulungagung bisa menciptakan bibit-bibit baru yang dulu pernah menjadi andalan Jatim maupun Nasional, antara lain Motocross Tri Priyo Nugroho, di roadrace ada Faisal Baharudin dan Sulung Giwa,” harapnya.
Kedepan, paparnya, dengan adanya IMI Kabupaten Tulungagung, bisa bertambah lagi bibit-bibit baru hadir dari Tulungagung.
“Dengan pembinaan dari Pengkab Tulungagung, kedepan bisa menjadi pembalap Jatim yang mewakili Tulungagung,” tandasnya.
Selain itu, ketua KONI Tulungagung Drs. Suwarsono, MM menjelaskan, IMI Tulungagung dapat mengakomodir bibit-bibit yang baru.
“Mengakomodir mereka untuk dicarikan tempat dan dijadikan bibit-bibit baru, untuk menjadi pembalap nasional, baik roda empat, roda dua dan lainnya,”
Lebih lanjut, setelah terbentuknya IMI Kabupaten Tulungagung, nantinya ada pembicaraan di jenjang usia dan terus koordinasi dengan KONI.
“Pembinaan atlet berjenjang, supaya suatu saat sudah siap bertanding atau lomba. Bisa mengadopsi semua unsur olahraga motor,” pungkasnya. (dst)