PROBOLINGGO, beritalima.com – Seperti telah di beritakan sebelumnya oleh media ini. Senin (08/05/2017) Tarian erotis giat Probolinggo Adventure trail (Patra III) yang menuai kontroversi, tak lelah sejumlah tokoh sependapat bahwa hal itu tidak seharusnya ada. Mengingat selama ini Sukapura di kenal memiliki etika dan kesopanan tinggi, religius, dan memiliki moralitas cukup.
Sejumlah tokohpun sepakat menilai tarian erotis itu melanggar adat kesopanan.
Adalah KH.Mahsyar tokoh agama Sukapura mengatakan, hal itu sangatlah bertentangan dengan adat ketimuran dan norma agama.
Baca : Tarian Erotis PATRA III Menuai Kontroversi
“Hal itu sangatlah bertentangan dengan adat ketimuran dan norma agama. Warga sukapura itu tidak seperti itu ,” ujarnya.
Heru wakil ketua FKPPI Kabupaten kota probolinggo mengatakan, saya tidak mempersoalkan penarinya tapi pakaiannya.
“Saya tidak mempersoalkan masalah tariannya, yang saya persoalkan adalah pakaian si penarinya. selain tidak sopan juga dapat merendahkan martabat kaum perempuan. bahkan dapat memicu birahi yang menonton utamanya bagi anak remaja usia dini ,” katanya.
Senada dengan Heru, “Seharusnya panitia memilih format hiburan yang mendidik, agar kesan acaranya bernilai positif. Apalagi itu tempat terbuka siapapun dapat menontonnya,” Ungkap Santi’i tokoh masyarakat Sukapura.
H.Mustari kepala SMA 1 sukapura juga mengatakan, saya kecewa sekali sama panitia.
“Saya kecewa sekali sama panitia Karena anak didik saya dua siswi yang di ikutkan dalam acara itu untuk nari saya kira tarian tradisional eh ternyata seperti itu. Panitia juga tidak meminta izin resmi kepada saya sebagai kepala sekolah seperti surat misalnya,” pungkasnya.
Pendapat Tokoh agama, Tokoh masyarakat adalah bentuk reaksi geram, mewakili masyarakat warga Sukapura lainnya yang juga mengecam keras terjadinya hal itu. Tak hanya mencoreng nama baik kecamatan Sukapura, tapi akan memicu sentimen negatif bagi Sukapura sendiri. (Tim)