JAKARTA, Beritalima.com– Sertifikat tanah gratis yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada masyarakat dikhawatirkan dimanfaatkan untuk jaminan mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan.
Itu dikatakan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid saat memberi sambutan pada diskusi publik launching serial Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Mengawal Ikhtiar Menuju Indonesia Maju’ di ruang Fraksi PKB Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/7), pinjaman itu tidak mampu dikembalikan sehingga tanah itu diambil alih pemberi pinjaman.
Namun, wakil rakyat dari Dapil X Provinsi Jawa Timur itu tidak berharap hal tersebut tidak terjadi. “Saya tidak berharap itu terjadi. Itu hanya kekhawatiran saja,” kata dia.
Apa yang sudah dilakukan Jokowi pada lima tahun pemerintahan bersama Jusuf Kalla, kata Jazizul, pembangunan Indonesia dari pinggiran sudah tepat. “Sudah on the-track, tapi bagaimana evaluasinya, perlu ditinjau kembali.”
PKB sebagai partai dengan basis pemilih di pedesaan, lanjut Jazil, sejak didirikan konsisten peduli dan memiliki perhatian khusus pembangunan desa. Karena itu, hasil dari FGD ini nantinya dapat disampaikan ke tingkat pembahasan yang lebih serius, baik di internal partai maupun sebagai sumbang saran bagi pemerintah.
Hadir dalam pembukaan FGD tersebut Riza Damanik sebagai perwakilan dari Istana Negara, Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun A Syamsurijal, Ketua Umum Gerbang Tani Idham Arsyad, sejumlah Tenaga Ahli dan staf Fraksi PKB.
Terkait dengan sikap Amien Rais yang melunak usai pertemuan Jokowi-Prabowo, Jazizul meminta agar Pal Amien mau mengawasi dan melontarkan kritik membangun.
“Pak Amien seandainya mau mengawasi, tentu kita menghargai. Karena posisinya Pak Amien tak dalam pemerintahan, boleh mengawasi. Tapi jangan menghina-hina, membenci, mencela-cela. Kritiknya yang membangun,” kata Jazilul.
Ia menduga ‘melunaknya’ sikap Amien karena ada kesadaran kembali. Bila Amien mengkritik dengan cara yang membangun, tentu akan lebih produktif.
“Mungkin ada kesadaran kembali dari Pak Amien. Saya yakin demokrasi memerlukan tokoh seperti Pak Amien. Tentu lebih produktif kalau Pak Amien memberikan kritiknya dengan cara yang membangun. Kalau kritiknya kasar, kasihan Pak Amien,” kata Jazilul. (akhir)