Jumenengan Baranusa Kaping-II, Penanda Kebangkitan Seni Budaya Ketoprak di Tulungagung

  • Whatsapp

TULUNGAGUNG, beritalima.com-Barisan Adat Raja Sultan Nusantara (Baranusa) menggelar acara bertajuk ” Jumenengan Baranusa Kaping II “.

Acara Jumenengan Baranusa bertempat, di GOR Lembu Peteng, Tulungagung, Jawa Timur. Kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 29 Agustus – 11 September.

Rangkaian kegiatan seperti, Rembug agung bersama Raja Sultan dan Datu penglingsir, jumenengan dan prosesi pelantikan Baranusa Tulungagung, kesenian jaranan,wayang orang, Barongsai, ketoprak, reog kendang, rampak barongan, atraksi seni tiban, campursari, pagelaran wayang kulit, fashion show dan lainnya.

Rangkaian kegiatan semalam, digelar acara pentas seni budaya ketoprak Puspa Baranusa asli Tulungagung dan dihadiri oleh Kepala Adat Baranusa Jawa Timur.

Hadir dalam acara tersebut, Kepala Adat Baranusa Daerah Jawa Timur dr. Supriyato Dharmorejo, Sp.B, Finance, M. Kes, Sekretaris Baranusa Raden Maulana Rosid, S, Ag , Panglima Baranusa Ir. Sukriston, sesepuh Baranusa, anggota dan crew Ketoprak Puspa Baranusa.

Supriyato dalam sambutannya menyampaikan bahwa, Ketoprak Puspa Baranusa merupakan tampilan yang pertama. Semoga bisa terus berkembang, melestarikan budaya leluhur nenek moyang kita. Kamis, (01/09/2022) malam.

“Bisa terus meningkatkan kemampuan dan juga bisa berhasil melakukan regenerasi terhadap budaya Adi Luhung para leluhur kita. Bisa memberi nasehat dan tauladan terhadap kebijaksanaan dalam menghadapi hidup dan kehidupan menuju masyarakat yang ikhlas, tawakal dan kebahagiaan dunia akhirat,” sambut Supriyanto.

Menambahkan, dia merasa senang dan bahagia apabila melihat teman-teman memainkan ketoprak. Kesenian yang menjadi kebanggaan masyarakat Tulungagung yang pernah berjaya di masa lampau, seperti ketoprak Siswo Budoyo.

“Semoga, kita tidak patah semangat untuk nguri-uri budaya ini dan semakin membesarkan niat kita untuk senantiasa melakukan upaya dan invasi,” tambah Supriyanto.

Lanjutnya, jika sudah tertinggal sesaat dan lewat fase bertahan, yang diperlukan adalah invasi, Kemudian jiwa entrepreneurship. Jika kedua tahap ini bisa dilewati bersama, pastinya akan cepat berkembang.

“Saya anggap ini sebagai awal dari kebangkitan kesenian budaya tradisional, budaya lokal, Adi Luhung, pitutur dan budi pekerti yang baik,” lanjut pria yang biasa disapa mas Dokter Pri.

Menurut mas Pri, bangkitnya kesenian ketoprak perlu apresiasi kepada teman-teman Puspa Baranusa. Di tahun-tahun kedepan, jika daerah ini sudah menjadi daerah yang cukup, dalam artian tatkala sakit ada keringanan bahkan sampai bebas biaya.

“Pencapaian yang luar biasa dari Bupati, tinggal sedikit lagi kaum dhuafa mendapat santunan, adik-adik yang pintar tidak perlu berfikir mengenai biaya untuk melanjutkan pendidikan. Tulungagung akan menjadi daerah yang tatkala Islam belum masuk, nenek moyang kita sudah menyebutnya dengan Gemah Ripah Loh Jinawi, Toto tentrem Kerto Raharjo,” ujarnya.

Lebih lanjut, para pekerja seni silahkan mengekspresikan dirinya, karena urusan dasar sudah diatasi oleh pemerintah. Dengan cara ini, urusan seni budaya bisa kembali tampil di wilayah Tulungagung.

“Puspa Baranusa tampil perdana di GOR Lembu Peteng dan bisa kita lihat tokoh-tokohnya. Ini akan menjadi barometer ke depan, bahwa seni budaya tradisi Tulungagung masih bisa kita kembangkan, kita perjuangkan bersama Baranusa,” tutup mas Pri.

Sementara itu, Sekretaris Baranusa Maulana Rosid mengatakan, selama digelarnya acara ketoprak, disiarkan secara live.

“Perlu diketahui, acara ketoprak Puspa Baranusa, ditonton oleh seluruh masyarakat adat bahkan Raja Sultan sudah menonton acara ini, karena acara ini live di group Baranusa pusat,” ungkap Maulana Rosid

Maulana Rosid juga menerangkan, harapan kedepan, acara ini bisa dilestarikan.

“Bersama pengurus Baranusa Jawa Timur Supriyanto dan Sukriston, bisa mengawal adat 1000 budaya yang ada di Tulungagung ini bisa menjadi lebih baik, lebih enerjik dan bermanfaat,” terangnya.

Menjelaskan, digelarnya acara di GOR Lembu Peteng menjadi sebuah momen yang dinanti, terutama pelaku UMKM.

“Acara Jumenengan Baranusa, dapat bermanfaat bagi pengunjung menambah wawasan kebudayaan sekaligus menghadirkan UMKM. Sehingga, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Tulungagung,” pungkasnya. (Dst).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait