Mulai dari capacity, quality, dan monitoring network.
- Modernisasi 33 STO dengan teknologi terbaru
- Siapkan back up network dan pengaturan load traffik untuk jaminkan layanan handal
Surabaya, 23 Desember 2016. Jelang pergantian tahun 2016 menuju ke 2017, beberapa langkap dan jurus untuk antisipasi kebutuhan pelanggannya di wilayah Jatim, Bali, Nusra patut diacungi jempol, mulai dari sisi capacity, quality, network monitoring, dampai pada kesiapan petugas untuk mengawal.
Percepatan modernisasi 33 STO (Sentral Telepon Otomat) yang semula masih menggunakan teknologi jaringan tembaga sebagai jaringan aksesnya, menjadi berteknologi fiber optik dilakukan Telkom sebagai antisipasi kebutuhan dari sisi capacity. “Modernisasi network di STO ini kami lakukan untuk memperbesar kapasitas pelanggan dan calon pelanggan Telkom yang bisa menikmati layanan Indihome Fiber,” ungkap Executive Vice President Telkom Regional V Jatim, Bali, Nusra Suparwiyanto di kantornya, sesaat setelah melakukan kick off Posko Naru 2016 (Natal & Tahun Baru 2016) . “Jadi, selain jaringan akses tembaga yang sudah lama kami cutt off dan ganti ke fiber optik, sentralnya pun yang dulunya Sentral Telepon Otomat kita ganti dengan yang sudah support fiber optik”.
Menurutnya, modernisasi STO di seluruh Indonesia ini diperkirakan akan selesai di akhir tahun 2020. Di Jatim Bali Nusra sendiri, dari 270 STO, 15 % nya telah dilakukan modernisasi. “Di area-area yang sudah dilakukan modernisasi jaringannya, pelanggan lama kami sudah bisa segera melakukan upgrade layanan menjadi triple play, sehingga bisa menikmati layanan voice, internet kecepatan tinggi, dan UseeTV” tambah Suparwiyanto. Saat ini, jumlah pelanggan Telkom yang sudah bisa menikmati layanan Indihome berkisar 320 ribu pelanggan di area Jatim, Bali, Nusra.
Sementara dari sisi quality, Telkom telah siapkan back up network untuk antisipasi load traffik khususnya traffik data, termasuk pengaturan load traffik nya sehingga kepadatan di akhir tahun 2016 dan di awal tahun 2017 bisa diantisipasi dengan lebih baik.
“Kami lakukan langkah-langkah dan jurus antisipatif agar tetap bisa mendeliver layanan prima, bukan hanya di residensial, business, government dan enterprise service, tapi juga di berbagai area premium seperti halnya public service dan point of interest lainnya” tambah Suparwiyanto. Bahkan, khusus untuk mengawal kehandalan network Telkomsel, pihaknya punya team sendiri dengan nama SQUAT (Special Quality and Assurance Team) yang terdiri dari 104 team yang mengawal 4853 node B Telkomsel, link dan IP Backbone Telkomsel, ditambah 10 OMG (Operation and Maintenance Group) di NTB dan NTT.
Titik-titik public service rawan yang dijaga kehandalan networknya diantaranya bandara, pelabuhan, terminal, stasiun kereta api, Posko-posko Dinas Perhubungan, juga titik-titik destinasi wisata utama.
Pasca Banjir Bima Layanan Telkomgroup Kembali Normal
Pasca banjir di Bima yang sempat memaksa Telkom memutuskan sementara layanannya di sebagian NTB dan NTT, saat ini layanan sudah kembali normal. “Baik layanan voice dan data dari Telkom atau Telkomsel sudah kembali normal saat ini”, ungkap Suparwiyanto.
Bahkan tambahnya, link kabel laut atau SKKL (Sistem Komunikasi Kabel Laut) Maumere-Makasar sudah aktif lebih cepat dari waktu yang dialokasikan dengan capacity emergency 2 x 10G masing-masing 10G untuk Telkomsel dan Telkom.
“Untuk tahun depan, network ke arah Timur sudah kami pastikan aman karena proyek SMPCS (Sulawesi Maluku Papua Cable System) kami targetkan selesai di akhir tahun ini”pungkasnya.