SUMENEP, beritaLima – Seminar Nasional “Indonesia Kuat Tanpa Hoax” yang digelar oleh Ikatan Alumni At-Taufiqiyah Aeng baja raja bluto Sumenep, Madura Jawa timur pada Sabtu 2 Februari 2019 berjalan guyup.
Pasalnya, Materi yang disampaikan oleh Nara sumber/ Penyaji sangat kental dengan situasi yang sering terjadi akhir – akhir ini dan marak diteriakkan oknum – oknum tidak bertanggung jawab khususnya di Media sosial (Medsos).
Seperti Materi yang disampaikan oleh Hairul Anwar, ST, MT. Dewan Kehormatan Ikatan Wartawan Online (IWO) Sumenep dalam paparannya menyampaikan, mengingatkan pentingnya masyarakat memiliki filter terhadap informasi. Hal tersebut adalah salah satu alat efektif untuk menangkal pengaruh hoax yang belakangan ini semakin banyak menjamur.
“Jangan gegabah saat mendapat informasi,” tutur Hairul Anwar yang juga Ketua Kadin (Kamar Dagang Industri) Kabupaten Sumenep ini.
Menurut dia, sejak awal sebuah informasi sesungguhnya bisa dideteksi kewajarannya. Logika dan akal sehat menjadi alat ukur. Mau tidak mau, perlu keterlibatan masyarakat secara luas. Termasuk, libatkan generasi muda untuk ikut bersama-sama melawan hoax.
Kedua hal itu sangat penting, lanjut dia, karena dunia siber tidak memiliki batas ruang dan waktu yang jelas. Informasi bisa datang dari mana saja dan kapan saja.
“Intinya, pesan saya, jangan mudah dipecah belah, utamakan sinergisitas. Jangan tonjolkan perbedaan, dahulukan dan utamakan persamaan dalam setiap interkasi kita dengan orang lain, Manfaatkan akal sehat anda sebelum ketularan virus-virus negatif yang mendorong pada akal kedunguan”, bebernya lagi.
Ditempat yang sama, Kapolres Sumenep melalui Kasat Reskrim Polres Sumenep AKP Tego Maryoto, SH, menggarisbawahi tentang pentingnya check and rechek.
Tego menambahkan, Sebagai generasi muda harus membuka cakrawala berfikir kita supaya tidak terjebak pada berita-berita bohong, karena dampak dari hoax sangat luar biasa bahkan bisa merusak moral disegala lini kehidupan” kata Hairul yang juga ketua KADIN Sumenep tersebut.
Oleh karena itu pihaknya menegaskan kepada generasi muda untuk memfilter segala macam berita sebelum dikonsumsi, sebab kalau sudah kecanduan hoax maka sulit untuk menerima fakta-fakta sekalipun berbasis data.
Menurutnya, masalah kejahatan siber seperti hoax, peretasan dan hatespeech tak hanya dialami Indonesia. Tetapi, juga dialamin negara Adidaya seperti Amerika tak mampu membendungnya.
Melawan hoax adalah kampanye bersama, upaya bersama kita dalam merawat akal sehat. Saya berharap, semua pihak saling cross check atas semua informasi yang kita terima. Jika itu menyangkut pribadi seseorang, ada baiknya tabayyun ke yang bersangkutan. Jika terkait pemerintah, berbagai kanal bisa dimanfaatkan untuk cross check dan bertanya, baik lewat website, SMS center, atau media sosial.
Kasat Reskrim menjelaskan penegakan hukum adalah langkah terakhir aparat dalam rangka memerangi kejahatan siber hoax dan hatespeech. Dia menerangkan Polri memiliki tahapan dalam hal tersebut.
“Terkait penindakan, sebenarnya kami itu kalau penindakan itu (langkah) terakhir. Kalau kami itu mengingatkan. Ada tahap-tahap, tindakannya itu kami melakukan patroli siber. Ada (konten negatif) yang level berbahayanya biasa, menengah dan memang berbahaya,” tutur AKP Tego Maryoto, SH.
Kami tahapnya patroli siber untuk melakukan penangkalan, memberikan stempel hoax di akun media sosial resmi kita, kita sebarkan viralkan lagi kalau itu hoax, terus memberikan penjelasan bahwa itu adalah hoax dan memberikan informasi yang benar,” tutup Tego.
Untuk diketahui, pada Seminar Nasional Indonesia Kuat Tanpa hoax hadir sebagai penyaji, Kasatreskrim Polres Sumenep, AKP Tego Maryoto, SH,. Dewan Kehormatan IWO Kabupaten Sumenep, Hairul Anwar, ST,.MT,. serta Perwakilan Kepala Dinas Kominfo Sumenep.
(An)