Pamekasan- Ada pemandangan berbeda di Pondok Pesantren Sumber Anom, Angsanah, Palengaan, Pamekasan tadi malam. Seluruh tokoh penggerak NU dari berbagai pelosok Madura bertemu di Pondok Pesantren asuhan RKH Taufik Hasyim tersebut.
Para tokoh penggerak NU tersebut bertemu secara tertutup. Tampak hadir dalam pertemuan tersebut beberapa masayikh, pengasuh pondok pesantren, ketua PMII, ketua IPNU, ketua Ansor, ketua Pagar Nusa, pimpinan aktivis mahasiswa, pimpinan GMNU, para pimpinan NABRAK dan kader-kader penggerak NU.
“Ya para tokoh NU se-Madura, termasuk PMII memang bertemu di sini, tapi hasil pertemuan mohon maaf dirahasiakan. Intinya warga NU harus ambil sikap, tidak boleh diam, ini darurat”, ucap salah satu peserta rapat KH Ahmad Qusyairi Zaini, Pengasuh Ponpes Sabilul Huda, Gaddu Barat, Ganding, Sumenep.
Senada dengan Kyai Qusyairi, KH Abdul Hamid Roqib juga tidak bisa berkomentar banyak “Mohon maaf saya juga tidak bisa memberi komentar mas, saya memang ikut rapat sejak awal hingga selesai, namun perintah para masayikh hasil rapat wajib dirahasiakan” ucap Ketua GMNU Jawa Timur tersebut.
Ketua GP Ansor Pamekasan Syafiuddin yang juga hadir, terlihat pelit komentar “rahasia mas, sampean langsung tanya saja kepada para masayikh” ucapnya sambil terburu-buru menuju kendaraan.
Bahkan Koordinator Nahdliyyin Madura Bergerak (NABRAK) Firman Syah Ali yang biasanya banyak bicara, kali ini hanya komentar singkat “tunggu saja tanggal mainnya mas, selama ini NU sudah cukup sabar menghadapi hinaan, cacian dan fitnah. Demi masa depan peradaban madura ini semua tidak boleh dibiarkan, kalau dibiarkan lama-lama Madura jadi sarang teroris”, pungkas Bendahara Umum IKA PMII Jatim tersebut.