Kearifan Lokal Potensi Pariwisata Wonosobo

  • Whatsapp

WONOSOBO, berutalima.com – Kabupaten Wonosobo yang terletak di wilayah pegunungan memiliki panorama alam yang didukung dengan berbagai produk khas lokal seperti purwaceng, olahan carica, kopi dan buah-buahan merupakan hasil dari kearifan lokal di Wonosobo yang tak dimiliki oleh daerah mana pun.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo pada puncak pelatihan pengembangan ekowisata dan agrowisata yang diselenggarakan dinas ini bagi para penggiat pariwisata di berbagai desa sekabupaten Wonosobo yang dilaksanakan di Rumah Kopi di dusun Anggrunggondok desa Reco kecamatan Kertek sejak kemarin berakhir hari ini.

Bacaan Lainnya

Dalam pengembangan berbagai aspek agrowisata dan ekowisata di Wonosobo dibutuhkan kemampuan menyeimbangkan pemeliharaan lingkungan, pengembangan daya tarik wisata, pengembangan ekonomi pariwisata serta pemeliharaan kearifan lokal yang dilengkapi pengembangan kebudayaan yang sesuai dan relevan.

Melalui proses yang berimbang dan tertata, desa berpotensi untuk mengembangkan potensinya tanpa terlalu banyak memberikan beban pada lingkungan.

“Kesadaran ini sepatutnya dilengkapi dengan kemampuan memetakan potensi yang dimiliki desa guna mempunyai daya tarik bagi para wisatawan.” Tutur One Andang, Rabu (19/2).

Ditambahkan Kepala Bidang Destinasi Pariwisata, Edi santoso, S.STP, M.S agrowisata perlu dikembangkan dalam perencanaan komunitas yang sesuai kekuatan dan daya tarik masing-masing lokasi dan bermanfaat memperkuat daya dukung lingkungan. Pengetahuan ini perlu dilengkapi dengan kemampuan mengembangkan pelayanan yang sesuai tradisi desa yang ada.

“Sebagai produk wisata yang berorientasi kesejahteraan masyarakat dan pengembangan pariwisata secara mandiri perlu dilakukan penataan dan dukungan dari berbagai pihak guna mengembangkan produk wisata dengan kearifan lokalnya.” Tuturnya

Kita mengajari mereka bukan untuk desa wisata saja tapi untuk proses memandirikan desa dari sisi pangan dan energi menjadi sesuatu yang penting, pariwisata lebih ke prosesnya artinya kegiatan ini sebenarnya tidak melihat dari pariwisatanya tapi bagaimana masyarakat itu akan mandiri dan sadar dengan potensi alam dan pertanianya, mereka akan menjadi agen di desanya masing – masing.

“Begitu mereka bisa mengembangkan, mengonsepkan dengan baik proses itu menjadi satu, maka manfaat destinasi pariwisatanya akan baik, Berbicara tentang ekotorisem, pelmakultur seluruh elmen di desa tersebut akan menjadi satu edintas yang komit mulai dari pemerintahan desa dan masyarakatnya, karena di situ ada kelompok tani, pokdarwis, itu menjadi kesatuan yang utuh.” Pungkas Edi Santoso. (Budi)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *