SURABAYA, beritalima.com | Di masa Pandemi Covid-19, ekspor dan impor Jawa Timur pada Mei 2020 kemarin secara umum mengalami penurunan. Dibanding bulan April 2020, capaian ekspor turun sebesar 8,25 persen, dan impor turun 30,21 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan, mengungkapkan itu dalam prescon secara virtual, Senin (15/6/2020). Dia menjelaskan, capaian impor Jawa Timur pada Mei 2020 senilai 1,26 miliar dolar AS, dan capaian ekspor 1,25 miliar dolar AS.
Akan tetapi, penurunan ekspor impor Jatim tersebut tidak termasuk ekspor impor alat-alat kesehatan. Yang ini justru mengalami peningkatan.
Impor alat kesehatan yang mengalami peningkatan utamanya barang jadi. Yang naik paling signifikan adalah alat rapid test. Peningkatannya mencapai 1.648 persen, dari 126.828 dolar AS pada April 2020 menjadi 2.217.360 dolar AS pada Mei 2020.
Peringkat kedua alat pelindung diri (APD), naik 493 persen, dari 146,184 dolar AS menjadi 866,234 dolar AS. Setelah itu media atau alat virus transfer, meningkat 251 persen, dari 9,508 dolar AS menjadi 33,380 dolar AS.
Tidak hanya itu, impor alat penunjang kesehatan pun mengalami kenaikan. Diantaranya kaca mata pelindung kesehatan, naik 187 persen dari 68,104 dolar AS menjadi 195,189 dolar AS. Kemudian hand sanitizer, naik 141 persen dari 293,812 dolar AS menjadi 709,350 dolar AS.
Sedangkan untuk kenaikan ekspor alat kesehatan, yang pertama sarung tangan, meningkat 734 persen, dari 52.486 dolar AS pada April 2020 menjadi 437.515 dolar AS. Kemudian ekspor bahan baku penyanitasi tangan meningkat 114 persen, dari 1,941,078 dolar AS menjadi 4,159,651 dolar AS.
Terus ekspor termometer, naik 107 persen, dari 2,916 dolar AS menjadi 6,023 dolar AS. Dan, bahan bahan baku masker naik 106 persen, dari 212,963 dolr AS menjadi 439,098 dolar AS. (Ganefo)