Kematian Warga Desa Karang Lo Bukan Disebabkan Pencemaran Pabrik Semen

  • Whatsapp

Kematian Warga Desa Karang Lo Bukan Disebabkan Pencemaran Pabrik Semen
TUBAN – Camat Kerek, Kabupaten Tuban, Rochman Ubaid membantah jika di Desa Karang Lo dalam empat bulan terakhir, ditemukan 60 orang meninggal akibat pencemaran yang ditimbulkan dari Perseroan Terbatas Semen Gresik (PT SG). Dalam kurun waktu tersebut yang meninggal hanya 32 orang, sebagian besar karena sepuh.
“Yang benar 32 bukan 60 orang yang meninggal,” kata Rochman.
Sementara itu hasil verifikasi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya, Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, serta Tim Dinas Kesehatan Jatim menemukan bahwa kematian 32 penduduk Karang Lo periode Desember 2015-20 April 2016, disebabkan jantung, pembuluh darah dan penyakit degeneratif lainnya.
Penyakit tersebut menurut Kepala Dinas Kesehatan Tuban, dokter Saiful Hadi, , berdasarkan hasil verivikasi itu, tidak ada hubungannya dengan faktor pencemaran lingkungan. Selain itu, warga yang meninggal sebagian besar terjadi pada usia tua 61-80 tahun.
“Begitulah gambaran apa adanya di Desa Karanglo,” tambah Saiful Hadi.
Sementara hasil verivikasi lain menyebutkan, semua parameter fisik, kimia serta kebisingan, memenuhi baku mutu Peraturan gubernur (Pergub), Nomor 10/2009. Demikian pula dengan pengamatan terhadap kualitas, memenuhi batas syarat Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 492/MENKES/PER/IV/2010.
Desa Karanglo, berjarak dua kilometer dari pabrik milik badan usaha milik negara (BUMN) ini. Meskipun dalam beberapa hari terakhir tidak turun hujan di desa tersebut, tetapi genting rumah penduduk, dedaunan dari aneka macam pohon, tidak nampak debu tipis menempel, sebagai dampak dari produksi semen.
Sebelumnya dilakukan pertemuan antara Wakil Ketua Komisi C Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Tuban, Tri Astuti dan anggota Komisi C lainnya, Kepala Dinas Kesehatan Tuban Saiful Hadi, Camat Kerek Rochmad Ubaid, Kepala Desa Karang Lo, Sunandar, di Balai Desa Karang Lo.
Pencemaran Udara
Wakil Ketua Komisi C DPRD Tuban, Tri Astuti dalam pertemuan itu menyambut baik, jika ternyata penyebab kematian 32 warga Karang Lo, bukan 60 orang seperti yang dirumorkan, bukan disebabkan oleh faktor lingkungan hidup. Tetapi kepada Badan Lingkungan Hidup (BLK) dan Dinkes Tuban, ia mengingatkan, agar secara periodic meneliti ambang batas kebersihan udara, agar isu tentang buruknya pencemaran udara, tidak muncul kembali.
Sementara itu Camat Rochman menambahkan, informasi tentang kematian warga Karang Lo sebanyak 60 orang dalam empat bulan terakhir, diungkapkan pertama kali oleh modin desa. Saat ditanya kepala desa, berapa jumlah warga yang meninggal, dijawab 60 orang.
Informasi itu dengan cepat masuk ke warga, bahkan kemudian dikait-kaitkan dengan kondisi geografis Desa Karanglo yang berdekatan dengan lokasi pabrik semen milik PT Semen Gresik (Persero) dan lahan tambang batu kapur korporasi semen tersebut. Setelah dilakukan penelitian, ternyata angka kematian hanya 32, itupun bukan disebabkan oleh faktor pencemaran.
Desa Karanglo berpenduduk sekitar 5.592 jiwa, dengan rincian: warga berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2.891 jiwa dan perempuan dengan 2.701 jiwa. Jumlah kepala keluarga (KK) di desa ini mencapai 1.459 KK. Sebagian besar penduduk desa bergerak di bidang pertanian, dengan hasil panen berupa padi, jagung, kedelai, dan lainnya. Di samping itu, ada juga warga yang beternak sapi dan kambing.
Manajemen PT Semen Gresik tetap menjaga lingkungan fisik dan sosial yang baik dengan warga sekitar pabrik terus dilakukan. Secara fisik, dilakukan uji emisi udara dan program aksi lain agar kualitas kesehatan lingkungan fisik terpelihara dengan baik. Dalam perspektif sosial, Semen Gresik memberikan atensi khusus kepada warga di kawasan ring I.
Menurut Kepala Biro Komunikasi PT Semen Indonesia, Sigit Wahono, pada periode 2014-2016, nilai total bantuan yang diberikan kepada Desa Karang Lo mencapai Rp 876.700.000. Rinciannya, pada 2014 sebesar Rp 233.500.000, tahun 2015 sebesar Rp 71.000.000 dan sisanya di tahun 2016. Bantuan diberikan untuk pembangunan kantor desa, pengobatan gratis, bantuan rumah layak huni.
Di Kabupaten Tuban, Semen Gresik memiliki 4 unit pabrik, masing-masing berkapasitas produksi 3 juta ton per tahun. Pada pada semester II 2015 berdasar pengukutan yang dilakukan UPTK3 Disnakertrans dan Kependudukan Jatim menunjukkan bahwa di triwulan III 2015, raw mill di pabrik Tuban 1 mencapai 32 mg/Nm3, pabrik Tuban 2 dengan 18 mg/Nm3, pabrik Tuban 3 dengan 18 mg/Nm3, dan pabrik Tuban 4 dengan 14 mg/Nm3. (Eff)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *