WONOSOBO, beritalima.com | Puluhan pengusaha jamur Wonosobo mengikuti sosialisasi pembudidayaan jamur yang baik pada acara pengukuhan pengurus KUB jamur Cakrawala kabupaten Wonosobo di dusun Kunci desa Bojasari kecamatan Kertek.
Acara yang dilakukan di rumah Yusuf Purnomo tersebut dihadiri dari Dinas kehutanan Wonosobo, Dinas LH, Dispaperkan kabupaten Wonosobo, Bidang riset pengembangan budidaya bibit jamur Temanggung, Kades Bojasari, Kelompok jamur wanita (KJW) dan pelaku usaha jamur se-Wonosobo.
Kepala Dinas LH dan Kehutanan Popinsi Jateng dan Dinas Kehutanan wilayah 7 Banjarnegara melalai koordinator penyuluhan Suparman S.P, M.P menyambut baik dan mengapresiasi apa yang dilakukan oleh KUB jamur Cakrawala Wonosobo terkait budidaya jamur yang dikelola oleh masing – masing kelompok di tingkat kecamatan yang merupakan wilayah binaanya.
“Kami merasa senang bahwa kelompok pembudidaya jamur dari berbagai kecamatan bersatu membentuk suatu wadah di tingkat kabupaten. Ini akan menjadi jembatan bagi para petani dalam pengelolaan budidaya jamur yang lebih baik.” Ujarnya.
Disebutkan hal tersebut menjadi kewenangan dan tugas pihaknya untuk mendampingi, memantau para petani dalam pengelolaan jamur melalui penyuluh yang ada di wilayah kecamatan hingga pemasarannya.
“Semoga setelah terbentuk KUB ditingkat kabupaten ini bisa menjembatani para peserta terkait dengan budidaya Jamur dan pemasarannya sehingga para petani akan lebih giat lagi. Selain itu juga ada peningkatan harga yang sama sehingga petani bisa meningkatkan kualitas produksi yang lebih baik lagi.” Jelas Suparman pada Rabu (26/6).
Sementara itu Slamet Mawardi dari bidang riset dan pengembangan budidaya bibit jamur menyampaikan bahwa bibit merupakan faktor yang berpengaruh sangat penting dan krosial dalam proses budidaya jamur.
Bibit yang bagus akan menghasilkan baglog yang berkualitas dan hasil panen yang bagus.
Pembuatan bibit F0 bukan pekerjaan yang mudah butuh waktu dan pengalaman yang panjang, ketika salah mengambil jaringan akan berpengaruh besar terhadap hasil selanjudnya.” jelasnya.
Dia menambahkan dibutuhkan ketelitian dan keterampilan untuk pembuatan F1-F2.
“Saya menyarankan dalam pembuatan bibit dari F2 diturunkan ke F3 atau membeli bibit F1 kemudian ditelurkan menjadi F2 – F3 selanjutnya bisa ditabur ke bakrot,” lanjut dia.
Ditekankan hal tersebut akan memberi efisiensi biaya dan harga bibit yang lebih murah untuk proses selanjutnya.
Terpisah diungkapkan Yusuf salah satu pembudidaya jamur mengatakan dengan adanya sosialisasi dan bimbingan yang dilakukan oleh dinas terkait sangat diharapkan karena bimbingan tersebut sangat berguna bagi kemajuan para petani jamur yang ada di Wonosobo.
Lebih jauh ia mengungkapkan para petani jamur yang ada belum memiliki wadah yang menyatukan mereka. Utamanya terkait masalah harga yang kalah dengan petani jamur dari kabupaten lain. Disebabkan petani jamur yang ada belum bisa mencukupi kebutuhan jamur/konsumen di Wonosobo.
“Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan bisa menjalin persaudaraan, memperat silaturahmi dan sebagai wadah belajar bersama dan mencari solusi terkait bahan baku seperti serbuk yang mulai langka dan mahal yang dihasilkan dari depo yang ada di Wonosobo.” Papar Yusuf. (Budi)