Kualitas Sepak Bola Halbar Masih Lemah

  • Whatsapp

JAILOLO, beritalima.com – Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kabupaten Halmahera Barat (Halbar) Samad Hi Moid, mengakui kelemahan pengurus persepak bola Halbar, hingga mengalami kekalahan fatal 5-0 saat berhadapan dengan Atlit Sepak bola kota Tidore Kepulawan pada ajang Popda provinsi Maluku utara (Malut), yang di helat di Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) beberapa waktu lalu.

Samad mengatakan, saat memantau persiapan atlit di Haltim tersebut, mengatakan, kepengurusan PSSI terkendala pada satu hal penting. Yakni, belum ada niatan baik untuk memperjuangkan nama baik Halbar setiap event. Dengan begitu, Atlit persepak bolaan Halbar, yang dahulunya tidak pernah dikalahkan oleh Atlit tidore dengan skor tersebut, pada event yang baru saja di helat di Haltim tengah terjadi.

“Sejak event Popda, Atlit Halbar tidak pernah kalah sampai 5-0. Jika  kalah sekalipun hanya uji gawang. Tapi, yang terjadi di Pobpda kali ini menjadi catatan evaluasi bersama. Karena Halbar lawan Tidore kala 5-0. Parah lagi pemain Halbar lawan Sanana yang sebelumnya tidak pernah kalah, kini memperoleh hasil nol,”Akunya.

Dugaan kekalahan Atlit persepak bolaan Halbar pada event Popdan kata Samad, dahulunya pernah dihembuskan melalui rapat bersama pemilihan pelati. Namun, apa yang disampaikan itu terkadang dianalisa secara politis kepentingan perekrutan wasit. Dengan itu, keputusan bersama menghentikan pelati sebelumnya seperti Luky, sangat berpengaru karena segudang ilmu dan praktek serta pembawaan seorang luky, cukup baik namun belakangan terlalu dianggap remeh.

Selain itu, menurut Samad, persoalan persiapan penjaringan pemain melalui iven  jelang Popda, sebagaimana dahulu dilakukan, kali ini tidak ada pergelaran ditingkat sekolah. Dengan itu, potensi atlit lain yang masih ada di sekolah tidak dapat direkrut. ” itu juga menjadi catatan berharga untuk kita saling mengevaluasi. Karena, spor dari semua pihak menjadi unjung tombak kemenangan,”tuturnya.

Apalagi, kata Samad, belakangan persoalan anggaran yang kian kali dihembuskan untuk mendokrat persiapan pemain pada tahun 2016 tercatat menurun dari tahun sebelumnya. Maka dengan begitu, Pelati kurang konsisten mendidik tapi lebih mempersoalkan anggaran yang diberikan pemerintah daerah untuk PSSI.

Dirinya berharap, kekurangan ini dapat menjadi evaluasi bersama baik Bupati dan Wakil, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga maupun pengurus PSSI. Karena, saat mengantikan Pelati LukY dengan Memet, hasilnya cukup jauh terlihat perbedaan. (ssd)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *