KUPANG, beritalima.com – Kinerja perbankan di Nusa Tenggara Timur lebih baik dari kinerja secara nasional. “ Dari jumlah jaringan kantor di NTT, yakni satu kantor Pusat Bank Umum, 24 kantor cabang BPD, 21 bank umum non kantor pusat, 35 kantor cabang, dan BPR ada 12 dan empat kantor cabang dibandingkan dengan nasional porsinya kecil, tapi kinerja perbankan di NTT lebih baik dari nasional,” kata Suryanto Nur Hidayat Bagus Mataram, Kasubag Perkembangan LJK di NTT, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT, saat menyampaikan materi tentang ‘ Perkembangan LJK di NTT ’ saat pertemuan Triwulanan Media di Kupang, Selasa (22/4) di Kantor OJK NTT.
Untuk Industri Keuangan Non Bank (IKNB), kata Suryanto, ada kantor 18 Perusahaan Pembiayaan, 23 kantor Asuransi, satu dana pensiun, dua modal ventura, satu Pegadaian. Sedangkan untuk pasar modal terdapat empat galeri investasi dan 15 appart (agen penjualan efek reksadana).
Ia menjelaskan, dilihat dari aset (year on year) Desember 2018 meningkat sebesar 8,26 persen, lebih rendah daripada nasional, di mana peningkatannya sebesar 9,31 persen.
“ Tapi kalau kita melihat fungsi intermediasi, di mana dana pihak ketiga (DPK), yakni nilai tabungan dan deposito peningkatannya lebih baik daripada nasional 8,3 persen, sementara nasional 5,2 persen. sedangkan kredit, peningkatantannya lebih baik dari nasional sebesar 13,41 , dan nasional 12,85 persen,” kata Suryanto.
Sedangkan di Februari (year on year) 2019, kata dia, secara aset memang lebih rendah dari pnasional. Dimana di NTT 7,59 persen, sementara nasional 8,09 persen.
Sedangkan dana pihak ketiga lebih tinggi 7,7 persen, dan nasional 6,7 persen. Sementara kredit NTT 13,43 persen, dan nasional 12,13 persen.
Pada Pertemuan tersebut dihadirkan tiga pemateri yaitu Manajer Fungsi Koordinasi, Komunikasi dan Kebijakan KPw BI NTT, dengan materi Pengembangan UMKM di Bank Indonesia, Kepala Sub Bagian Pengawasan Bank OJK NTT, Suryanto Nur Hidayat Bagus Mataram, yang memaparkan materi Perkembangan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) di NTT dan Kepala Sub Bagian Administrasi, merangkap Kepala Sub Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Dony Presetyo, tentang Perlindungan Konsumen.
Pada Pertemuan kali ini, dihadirkan tiga pemateri, yaitu Manajer Fungsi Koordinasi, Komunikasi dan Kebijakan KPw BI NTT, Adrianus Asa, dengan materi Pengembangan UMKM di Bank Indonesia, Kepala Sub Bagian Pengawasan Bank OJK NTT, Suryanto Nur Hidayat Bagus Mataram, yang memaparkan materi Perkembangan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) di NTT dan Kepala Sub Bagian Administrasi, merangkap Kepala Sub Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Dony Presetyo, tentang Perlindungan Konsumen. (L. Ng. Mbuhang)