JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti yang mengatakan, penting Indonesia memanfaatkan energi nuklir sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) mendapat dukungan Komisi VII DPR yang membidangi Energi Sumber Daya Mineral, Perindustian dan Lingkungan Hidup (LH).
“Setuju, kalau mau mencari solusi menyeluruh terkait kebutuhan energi besar Hanya bisa terjawab dengan energi nuklir. Komisi VII juga berharap agar Indonesia segera merealisasikan pembangunan PLTN di Kalimantan Barat.
Kami di Komisi VII, sudah mendorong itu dari jauh-jauh hari,” jelas Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Maman Abdurahman, semalam.
LaNyalla juga menekankan Indonesia harus berani memanfaatkan energi nuklir untuk mendukung kedaulatan energi.
“Kita harus memastikan EBT menjadi prioritas. Termasuk keberanian kita sebagai bangsa besar, untuk memanfaatkan Nuklir buat pembangkit energi yang relatif lebih murah.”
Senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur itu mendorong agar pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Kalbar yang sudah diusulkan ke dalam Revisi Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan melalui Kementerian ATR/BPN, segera direalisasikan.
Menurut LaNyalla, energi nuklir merupakan terobosan karena memiliki potensi yang bisa menyediakan energi dengan biaya efisien, handal, aman dan selamat.
Selain menawarkan sumber energi tak terbatas, energi nuklir dapat mengurangi polusi lingkungan dan volume kegiatan pengelolaan limbah, termasuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca.
LaNyalla menilai, pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit tenaga listrik guna memenuhi ketahanan energi dalam mendukung kesejahteraan rakyat perlu dilakukan. Pembangunan PLTN juga dinilai meningkatkan pertumbuhan industri nasional.
Senator ini juga membahas pentingnya ketahanan pangan bagi Indonesia. LaNyalla mengingatkan adanya berbagai ancaman yang perlu dilakukan antisipasi dalam hal pangan.
“Kemandirian pangan mutlak harus menjadi solusi yang harus kita wujudkan dengan bonus iklim negara tropis, yang berada di lintasan katulistiwa, dengan sumber daya hutan, daratan dan laut yang melimpah. Karena ancaman perang masa depan, adalah perebutan sumber daya pangan dan air bersih,” tegas dia. (akhir)