Konsep Pembangunan Kota Banda Aceh Berpedoman Pada Ide Global Sustainable Development Goals

  • Whatsapp

BANDA ACEH, Beritalima.com- Konsep pembangunan Kota Banda Aceh berpedoman pada ide global Sustainable Development Goals, Hal tersebut disampaikan Wali Kota Banda Aceh dalam seminar negarawan muda yang di Gedung ITB Barat Pusat Kota Bnadung,Kamis 28-04-2016.

Dalam presentasinya berjudul “Dari Banda Aceh Untuk Dunia’’Illiza menyampaikan konsep pembangunan Kota Banda Aceh berpedoman pada ide global Sustainable Development Goals (SDGs). “Saat ini, dunia telah bergerak ke SDG’s 2015-2030 yang merupakan tujuan pembangunan global yang lebih berkelanjutan dan mencakup isu global yang komprehensif mulai dari lingkungan, iklim, kemiskinan hingga kualitas hidup di ruang kota.

Menurutnya, Pemko Banda Aceh Banda Aceh berupaya mewujudkan aksi ‘Act Local, Think Global” melalui berbagai kebijakan dan inovasi yang berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Aceh yang religius.

Salah satu target SDG’s, ungkap Illiza, adalah quality education. Untuk itu, pihaknya memandang sektor pendidikan sebagai salah satu sektor prioritas. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang cerdas yang sesuai dengan kultur lokal tapi berpikiran terbuka. “Yang kami definisikan sebagai masyarakat cerdas adalah masyarakat yang menghargai nilai dan identitas lokal berbasis islam, berpendidikan tinggi, berpikiran terbuka, kreatif dan fleksibel, berbasis teknologi informasi dan partisipatif dalam pembangunan.

Sebagai kota berbasis Syariat Islam, lanjutnya, Pemko Banda Aceh sangat concern terhadap implementasi nilai-nilai Islam. Untuk itu, nilai keislaman dipadukan ke dalam sistem pendidikan formal. Pembangunan karakter warga dimulai dari bidang pendidikan melalui sistem pendidikan diniyah.

Sistem pendidikan ini merupakan kombinasi antara pendidikan formal dan religius. Program ini dijalankan sejak 2011, dan mendapat sambutan hangat warga sehingga sejak 2012, program ini telah diterapkan di seluruh sekolah di setiap tingkatan di Kota Banda Aceh,” katanya.

Illiza juga mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Banda Aceh saat sejak 2004 terus meningkat dari 4,81 persen hingga kini telah mencapai angka 6,12 persen. “Begitu pula halnya peningkatan PAD, dan perdapatan perkapita. Kemiskinan juga menurun dari 9 persen menjadi sekitar 8,03 persen.

Ia menambahkan, komitmen untuk menjamin keterbukaan informasi publik juga ditunjukkan dengan ikut sertanya Pemko Banda Aceh ke dalam program Open Government Initiativ Indonesia bersama dengan Kota Makasar dan Provinsi DKI Jakarta. “Selain itu, kami juga mendapat kehormatan dari Bappenas untuk ikut serta dalam penyusunan rencana aksi Open Data Government periode 2016-2017.

Pelayanan infratstruktur di Banda Aceh, lanjut Illiza, juga sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari cakupan pelayanan infrastruktur yang sudah cukup tinggi. “Cakupan layanan air bersih sudah mencapai 83 persen, rumah tangga bersanitasi baik mencapai 93 persen, rumah layak huni mencapai 91 persen, cakupan pelayanan sampah mencapai 88 persen dan volume sampah terangkut mencapai 86 persen.

Untuk bidang persampahan dan sanitasi, Banda Aceh telah memiliki TPA Gampong Jawa berteknologi sanitary landfill dan IPLT berteknologi modern. Sanitary landfill dan IPLT di Kota Banda Aceh telah mulai memanfaatkan gas metana untuk kebutuhan energi warga sekitar,” papar Illiza.‎

Masih menurut Illiza, infrastruktur jalan di Banda Aceh secara umum juga sudah baik. Hal tersebut terlihat banyaknya jalan berkondisi baik hampir 100 persen. “Dalam waktu dekat, Banda Aceh juga akan menerapkan sisten bus rapid transit Transkutaraja. Selain itu, kota kami juga dapat diakses lewat transportasi udara dan pelabuhan laut.

Terakhir, Illiza juga memaparkan pencapaian penyediaan Ruang Terbuka Terbuka (RTH) di Banda Aceh yang sudah mencapai 23 persen dari target 30 persen dari total luas wilayah. “Salah satu RTH yang menjadi kawasan favorit untuk interaksi sosial dan rekreasi di Banda Aceh adalah Hutan Kota Tibang. RTH ini merupakan hasil kerja sama antara Pemko Banda Aceh dan BNI yang didirikan di atas lahan bekas rawa seluas 7,2 hektar.

Tak ketinggalan, dalam kesempatan itu juga menyampaikan sejumlah event berskala nasional dan internasioanl yang akan berlangsung di Banda Aceh dalam waktu dekat ini. “Salah satunya Festival Kopi Internasional pada Mei mendatang yang juga merupakan rangkaian acara HUT Kota Banda Aceh ke-811. Semoga bapak ibu dapat hadir ke kota kami nantinya, dan kami siap menyambut anda semua karena peumulia jamee adat geutanyoe,” pungkas Illiza.

Dalam seminar tersebut turut dihadiri, Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE menjadi menjadi pemateri dalam forum Future Leader Camp 2016 “Act Local, Think Global” di Aula ITB Barat, Bandung. Pemateri lainnya yakni Bupati Bantaeng Prof Dr Ir HM Nurdin Abdullah MAgr, Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi ST MT, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ST MUD,’’(**)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *