Lewat Program Pemberdayaan Kopwan,
Kopwan Pundi Arta Jaya Berhasil Raih Omzet Rp. 1,3 M
SURABAYA, beritalima.com – Program pemberdayaan koperasi wanita (kopwan) yang digagas oleh Gubernur Jatim Pakde Karwo sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Jatim. Ini juga berdampak pada pertumbuhan kopwan di Jatim.
Ada sebanyak 8.506 kopwan yang terdata di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim telah mendapat dana hibah APBD Provinsi Jatim, yang merupakan salah satu bagian dari program pemberdayaan tersebut. Adapun dana hibah yang diterima kopwan tersebut sebanyak Rp. 25 juta yang ditambahkan lagi sebanyak Rp. 25 juta jika kopwan memiliki kinerja yang semakin baik.
Salah satu kopwan yang berhasil berkembang dengan adanya program pemberdayaan dari Pemprov Jatim tersebut yakni Kopwan Pundi Arta Jaya yang letaknya berada di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Bahkan atas program tersebut, Kopwan Pundi Arta Jaya yang beranggotakan 115 orang mampu meraih omzet Rp. 1,3 milyar di tahun 2016. Sedangkan pendapatan kopwan kalau dikumpulkan berdasarkan SHU per 31 Desember 2016 mencapai Rp. 130 juta. Target tahun ini ingin mencapai minimal Rp. 140 juta.
“Jadi dana yang dari program Pakde Karwo tersebut telah berkembang menjadi Rp. 1,3 milyar. Omzet tersebut pure murni dari dan untuk anggota. Setiap tahun omzet dan SHU naik secara signifikan,” ujar Erlin Sulistyawati, Ketua Kopwan Pundi Arta Jaya.
Kopwan ini berdiri pada Februari 2009, mendapat bantuan dana melalui program pemberdayaan sebanyak Rp. 25 juta, kemudian ditambah lagi Rp. 25 juta di tahun berikutnya karena berhasil mengembangkan organisasi tersebut. Sebelum terbentuknya koperasi, sudah ada kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dengan modal Rp. 18.694.000, dari situ modal sendiri dari dan untuk anggota.
“Ada program dari Pakde Karwo yang membantu koperasi kami. Ketika UPPKS masih kami namakan Pundi Arta, setelah ada bantuan dari program tersebut nama berubah menjadi Pundi Arta Jaya,” jelas Erlin.
Kopwan Pundi Arta Jaya yang buka Senin-Sabtu ini telah berhasil melakukan berbagai terobosan tidak hanya pada kopwan itu sendiri, tetapi juga ada Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya), UPPKS, usaha retail, usaha ekonomi produktif. Kesemuanya ini mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan hampir setiap tahunnya.
Usaha yang dilakukan kopwan terdiri dari simpan pinjam dan retail. Retail sudah didisplaykan langsung. Kemudian ia juga mengembangkan ekonomi produktif guna mewadahi yang mempunyai UKM. “Kita bantu pemasarannya. Lewat APUKW juga kita pasarkan di ajang pengembangan usaha koperasi wanita Jawa Timur,” ujarnya.
Begitu juga dengan anggota kopwan memiliki usaha yang bervariatif seperti coklat cookies yang dipasarkan di Hypermart, Giant, limbah shuttle cock dibuat kupu-kupu, bakpao bakar. Selain itu ada juga yang bergerak di bidang jasa seperti futsal, ojek, senam.
Untuk usaha simpan pijam, jika ada anggota yang mau pinjam bisa minimal Rp. 5 juta, maksimal Rp. 70-80 juta dengan jasa pinjaman 1,5 persen. Angsuran nominal pinjaman yang besar bisa 20 kali. Untuk yang pinjaman Rp. 5 juta angsurannya 5-10 kali.
Prinsipnya dalam mengembangkan kopwan ini, Erlin lebih memilih meningkatkan simpanan anggota sendiri meskipun mendapat tawaran dari perbankan. Baginya, daripada meminjam uang pada bank dan jasanya dikembalikan kepada bank, lebih baik dikembalikan kepada anggota.
“Saya pacu anggota untuk menyimpan uangnya di koperasi. Jadi yang di bank banyak dialihkan ke koperasi. Jadi kalau ada keuntungan akan dikembalikan kepada anggota. Alasan inilah membuat saya tidak menggandeng perbankan,” tegasnya.
Ia menginginkan permodalan koperasi ini kuat tetapi tidak bergantung pada perbankan atau lainnya. Koperasi kuat berasal dari, oleh, untuk anggota. Sehingga ada hibah anggota yang diberikan ketika mendapatkan penghargaan. Tujuannya untuk membantu berkembangnya koperasi, memperkuat permodalan.
Selain hibah dari hadiah-hadiah yang diraih dari penghargaan, ada juga anggota yang tidak mau diberi SHU. Anggota tersebut malah minta SHU tersebut dihibahkan kepada koperasi untuk kepentingan bersama.
Erlin pun memaparkan syarat untuk menjadi anggota Kopwan Pundi Arta Jaya harus berasal dari Desa Ngijo. Jika ada yang berasal dari luar desa tersebut, maka harus mendapatkan surat ijin dari suami kemudian menjadi anggota luar biasa kopwan tersebut.
Ia berharap ke depannya, kopwan ini bisa semakin meningkatkan kesejahteraan anggota dan mengentaskan kemiskinan di daerah sekitar. Selain itu juga kopwan di seluruh Jatim bisa maju bersama untuk menghidupkan ekonomi di desa masing-masing.
Kopwan Pundi Arta Jaya Gagas Asosiasi APU KW Jatim
Agar eksistensinya semakin dirasakan masyarakat, Kopwan Pundi Arta Jaya menggagas terbentuknya Asosiasi APU KW JATIM ( Ajang Pengembangan Usaha Koperasi Wanita se-Jawa Timur ). Ada tiga poin penting yang dijadikan landasan berdirinya asosiasi tersebut. Pertama, untuk menyediakan informasi dan shering pengelolaan Usaha Simpan Pinjam (USP) bagi seluruh kopwan. Kedua, membuka peluang kerjasama dan memberikan pinjaman antar kopwan. Dan ketiga, memberikan peluang kepada seluruh anggota dengan dibiayai oleh Unit Simpan Pinjam Koperasi Wanita Jawa Timur melalui kontak dagang.
“Hal ini sangat diperlukan untuk mengubah wajah pelayanan kepada anggota dari konsumtif yang berorientasi menjadi usaha produktif. Sehingga usaha anggota tumbuh dan berkembang,” ujar Erlin Sulistyawati.
Khusus untuk kontak dagang, asosiasi yang baru berdiri ini sudah menggelar beberapa pertemuan kontak dagang produk anggota kopwan se Jatim. Pertama digelar di Mojokerto. “Hasilnya luar biasa, dari undangan yg kita sebar 150 yg hadir 215 kopwan se Jatim,” jelasnya.
Kedua, kontak dagang di Taman Rekreasi Selecta di Kota Batu. “Yang membanggakan bagi kami, kegiatan kemandirian tersebut sangat didukung oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim,” katanya.