PROBOLINGGO, beritalima.com – Berbagai potensi di Jawa Timur, ditambah dengan adanya beberapa ruas jalan tol yang sudah dioperasionalkan, dioptimalkan Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Difi A Johansyah, mengungkapkan itu dalam pembukaan pelatihan wartawan ekonomi Jawa Timur di Probolinggo, Rabu-Kamis (30-31/1/2019).
Dikemukakan, Jawa Timur memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan, di antaranya potensi wisata alam, religi dan sejarah, serta kuliner dan pertanian.
Kekayaan itu diyakini akan berkembang dengan telah dioperasikannya sejumlah jalan tol, yang diharap dapat mengangkat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Disebutkan, dengan adanya jalan tol baru di provinsi ini akan terjalin konektivitas antar daerah satu dengan yang lain, sehingga akan memacu mobilitas daerah asal ke daerah lain. Konektivitas antarwilayah ini tentu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Di luar itu, masih banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Di antaranya hasil pertanian organik di Blenjong yang sudah teruji kesehatannya.
Juga tentang hasil pertanian coklat, ini juga akan menarik bika dijual dari sisi wisatanya, dimana para wisatawan bisa menyaksikan langsung proses pembuatan coklat siap konsumsi.
Dan yang seolah tak terlupakan disebutkan adalah potensi pertanian kopi, yang dari daerah ini nikmatnya tak terkalahkan dengan kopi dari negara lain.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tahun ini ditargetkan mencapai 5,5 persen, BI Jatim siap melakukan pelatihan-pelatihan guna peningkatan potensi-potensi tersebut.
Difi menyebutkan, BI Jatim saat ini sedang melakukan pelatihan UMKM di berbagai daerah, salah satunya pada petani kopi di Desa Kemiren, Jember, yang diharapkan nantinya bisa menjadi lokasi wisata belanja. Selain itu juga mengadakan pelatihan Bahasa Inggris pada pemandu wisata agar penguasaan bahasa internasional mereka lebih baik.
“Pelatihan pada petani kopi dan pemandu wisata ini akan menciptakan satu desa wisata pertanian organik,” kata Difi.
Sedangkan untuk wisata sejarah, Difi mencontohkan bisa dilakukan di daerah Trowulan, Mojokerto. Artinya, pelatihan terhadap pelaku ekonomi disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing.
“Nantinya wisatawan di Jatim tidak hanya ke gunung seperti Bromo, namun bisa juga ke pusat kopi dan coklat, yang tentu akan menjadi daya tarik tersendiri,” tambahnya.
“Dengan adanya konektivitas yang didukung berbagai upaya memaksimalkan potensi ini kami optimistis target pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 5,5 persen pada tahun ini akan tercapai,” tandas Difi.
Dalam acara Pelatihan Wartawan Ekonomi Jawa Timur ini, selain dihadiri Difi A.Djohansyah, jajaran pimpinan BI Jatim yang turut hadir di antaranya Kepala Deputi Harmanta, Kepala Divisi Advisory Ekonomi dan Keuangan Taufik Saleh, dan Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi Dery Rossianto.
Di samping mereka, hadir pula Kepala Perwakilan BI Kediri, Djoko Raharto, dan Kepala Perwakilan BI Malang, Azka Subhan. Mereka masing-masing memberi paparan di hadapan sekitar 65 wartawan yang mengikuti kegiatan rutin tahunan ini. (Ganefo)