LaNyalla Bangga Sarung Tradisional Cerme Gresik Tembus Pasar Dunia

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti bangga dengan produk sarung tenun tradisional dari Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang mampu menembus pasar Asia. Di momen Ramadhan ini, penjualan sarung tersebut mencapai Brunei Darussalam, Malaysia dan Arab Saudi.

“Kita bangga produk dari desa ini bisa diterima pasar luar negeri. Ramadhan memang membawa berkah. Momen ini harus dimanfaatkan dengan baik sebagai peluang untuk semakin memperluas pemasarannya,” kata LaNyalla, Jumat (23/4).

Senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur itu mengatakan, selain Asia masih ada negara lain yang berpotensi menjadi pasar baru penjualan sarung tenun tanpa mesin itu. Negara-negara Islam di luar Asia perlu dijajaki karena peluangnya sangat terbuka.

“Pangsa pasarnya masih sangat luas. Selain negara Asia, banyak negara berpenduduk muslim yang bisa menjadi sasaran ekspor. Misalnya negara-negara di Afrika dan Timur Tengah,” jelas dia.

Meski demikian, LaNyalla mengingatkan, di luar Ramadhan biasanya penjualan sarung tradisional akan menurun. Untuk itu, LaNyalla meminta pemerintah daerah membantu pemasarannya agar tetap eksis. “Pemda Gresik harus mempunyai strategi agar penjualan sarung tradisional di luar momen Ramadhan tetap stabil,” kata dia.

Misalnya, lanjut LaNyalla, bermitra dengan komunitas pesantren yang jumlahnya besar, tidak hanya di Gresik tetapi di Jawa Timur. “Hal ini perlu dilakukan agar usaha tradisional tersebut dapat berjalan dan bisa terus menghidupi para pekerjanya,” lanjut dia.

Bagi LaNyalla, sarung tradisional merupakan kekayaan kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Sarung bukan semata sebagai produk fashion tetapi sudah menjadi bagian dari identitas masyarakat Indonesia. Bahkan, Presiden Jokowi telah menetapkan Hari Sarung Nasional pada 3 Maret.

“Sarung sudah menjadi identitas, apalagi di kalangan santri dan pesantren sudah seperti pakaian wajib. Fungsi sarung bukan lagi menjadi pakaian untuk beribadah, tapi sudah memiliki nilai kehidupan,” kata dia.

Seperti diketahui, memasuki bulan Ramadan hingga jelang Lebaran, penjualan sarung tradisional yang dikerjakan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Cerme, Gresik, Jawa Timur penjualannya meningkat hingga 4 kali lipat.

Sarung itu diekspor ke Brunei, Malaysia dan Arab Saudi dengan harga ekspor sekitar Rp 400.000. Para perajin juga membuat sarung eksklusif dari bahan utama sutera timbul yang dijual Rp 1,3 juta.

“Yang lebih mahal lagi, mereka membuat sarung berbahan sutera motif songket yang pengerjaannya butuh waktu 2 minggu untuk menghasilkan 3 buah sarung sutera timbul,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait