Lebih Satu Tahun Solar Di SPDN Non-Aktif, Nelayan Tamberu Pamekasan Geram

  • Whatsapp

Caption: Ketika Para Nelayan Melakukan Aksi Protes Atas Non-Aktifnya Solar Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ke Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) di Tempat Pelelangan Ikan(TPI), Dusun Karang Barat, Desa Tamberu, Kecamatan Batu Marmar.

PAMEKASAN, Beritalima.com|Sekelompok Nelayan di wilayah Pantura, tepatnya di Desa Tamberu mendatangi tempat Solar Packed Dealer Nelayan(SPDN) yang berada di Tempat Pelelangan Ikan(TPI), Dusun Karang Barat, Kecamatan Batu Marmar, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.Minggu(10/11/2019).

Bacaan Lainnya

Kedatangnya mereka membawa atribut Poster yang bertuliskan berbagai macam keluhan serta bentuk protes atas Non-Aktifnya SPDN selama Satu Tahun Lebih.

Tak hanya itu, mereka juga membawa jerigen kosong yang ingin di isi solar. Dan sejak kosongnya tempat SPDN tersebut mereka, para nelayan harus meluangkan waktunya untuk membeli solar ketempat lain.

“Kami sekarang sudah hilang kesabaran mas. Karena akibat tempat pengisian solar di tempat kami kosong. Dan kami harus meluangkan waktu untuk membeli ke tempat lainnya sejak satu tahun lebih,”ucapnya Faisol salah satu nelayan setempat ketika di konfirmasi usai aksi. Minggu Sore(10/11).

Faisol menjelaskan, beberapa nelayan kadang memilih tak melaut. Karena tak mendapat jatah solar, atau harus pergi ke tempat SPBU yang lumayan jauh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di tempatnya itu.

Dari informasi para nelayan pemilik kapal, kebutuhan solar perhari di kisaran 100-150 liter. “Sementara mas
pasokan solar untuk nelayan di Desa kami tidak masuk ke SPDN TPI. Nah coba pikir ini maksudnya apa?,” kesalnya.

Dari tidak dapat jatah itu, kata dia, nelayan merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar solar. Jauh dari kata cukup. Harusnya menurut para pemilik kapal nelayan, pihak SPDN menyediakannya.

Faisol mengaku, dirinya sangat kesal atas hal ini.” Tolong untuk Pemerintah perhatikan nasib kami para nelayan, keluarga kami juga butuh makan, kalau kami tidak melaut lantas apa yang mau dikasi kepada keluarga kami,”pintahnya.

Terpisah salah satu dari Tokoh Masyarakat setempat angkat bicara, soal non aktifnya tempat SPDN tersebut.

“Meskipun saya tidak punya kapal nelayan, saya ikut kasihan. Karena saya melihat langsung nasib para nelayan. Betapa susahnya mereka melaut, waktu dan tenaga mereka harus terkuras, belum lagi masih mau beli solar ketempat lain, belum lagi antri, apa mereka di sana tidak mikir nasibnya,” ujarnya H. Saleh.

Ia selaku tokoh meminta kepada pihak-pihak yang berkaitan agar hal ini segera menjadi perhatian khusus. Dan segera mungkin SPDN aktif kembali.

“Kalau tempat SPDN di TPI ini aktif kembali, secara otomatis para nelayan bisa efektif bekerja kembali,”tambahnya H. Saleh.

“Namun kalau tempat ini belum masih aktif sebaiknya di pindah saja dari TPI ini. Buat apa ada di sini kalau tidak bermanfaat bagi para nelayan. Dan sebelum para nelayan hilang kesabarannya sebaiknya aktifkan lagi seperti sedia kala,”pungkasnya[rr]

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *