JAKARTA, Beritalima.com– Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia yang baru saja meluncurkan aplikasi pendaftaran anggota secara online (digital-red) segera menuntaskan pengembangan organisasi dari tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sehingga diharapkan slesai akhir tahun ini.
Dengan begitu, kata Sekjen Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelora Indonesia, Mahfuz Sidik kepada Beritalima.com di Jakarta, Senin (20/7) pagi, target merekrut 10 juta pemilih hingga 2023 bisa tercapai. “Partai Gelora bakal melakukan rekrutmen anggota secara masif dan terbuka hingga April 2023 dan mencatatkan 10 juta anggota pada tingkat provinsi, kabupaten/kota,” kata politisi senior tersebut.
Dikatakan Ketua Komisi I DPR RI 2009-2014 itu, Partai Gelora Indonesia saat ini memasuki tahapan pengembangan struktur organisasi, yakni memenuhi struktur dari tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW/provinsi), Dewan Pimpinan Daerah (DPW/Kabupaten/Kota) hingga Dewan Pimpinan Cabang (DPC/kecamatan).
Lebih jauh diungkap laki-laki kelahiran Jakarta, 25 September 1966 itu, partai Gelora sudah memiliki 30 pengurus DPD, 2836 tingkat DPC dan 130 kantor perwakilan luar negeri. “Tersisa sekitar 40 persen, 60 persennya sudah selesai. Kita tuntaskan hingga Desember 2020, sehingga pengurus di tingkat semua eksis terbentuk,” jelas dia.
Karena itu, Mahfus berharap seluruh DPW memaksimalkan waktu selama tiga tahun ke depan, yakni sebelum pelaksanaan Pemilu 2024 merekrut 10 juta anggota, serta menuntaskan kepengurusan di tingkat kecamatan.
Diakui, target tersebut tidak sederhana dan berat, tetapi banyak hal berat sudah kita lalui. “Dan, dengan kesungguhan, kerjasama dan tentu saja ditambah doa. Dua target ini bisa tercapai dan akan mempengaruhi semakin tingginya penerimaan terhadap Partai Gelora,” ungkap laki-laki yang sering disapa Ustadz tersebut.
Untuk mencapai target ini, lanjut Mahfuz, partai Gelora Indonesia juga bakal memaksimalkan awareness, knowledge dan terbangunnya product preference. “Partai Gelora menerima banyak politisi yang berdatangan dalam dua bulan terakhir. Mereka punya ‘rumah’ (partai) yang dijalani, terikat dengan partai tersebut dan bukanlah partai ecek-ecek. Tapi karena merasa ada preference, merasa cocok mereka pun bergabung,” demikian Mahfuz Sidik. (akhir)