Marak Pencabulan Anak di Bondowoso, LSM Edelweis Geram Terhadap Pelaku

  • Whatsapp

BONDOWOSO, beritalima.com – Maraknya kasus pencabulan di Bondowoso terhadap anak dibawah umur mendapatkan reaksi keras dari berbagai pemerhati perempuan dan anak. Salahsatunya aktivis LSM Edelweis yang sangat geram terhadap para predator kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur.

Hingga April 2019 ini kasus pemerkosaan terhadap anak dibawah umur sudah terjadi sebanyak 7 kali, walaupun saat ini ketujuh kasus pemerkosaan tersebut sudah ditangani oleh UPPA Polres Bondowoso.

Namun sebagai pemerhati perempuan dan anak, Ketua LSM Edelweis Murti Jasmani sangat geram terhadap para pelaku yang notabene orang terdekat para korban. Sehingga banyak anak yang mengalami trauma berat akibat ulah bejat para pelaku.

Bahkan Murti sapaan akrabnya dikalangan aktivis mempertanyakan peran pemerintah dan keseriusan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberyaan Perempuan dan Anak)
yang dianggap tidak respect menanggulangi kejadian ini.

“Padahal kita tahu, sejak 2012 sudah ada MOU dengan beberapa pihak, yaitu Polres, Dinkes, DPPKB dan Dikbud. Seharusnya kejadian ini ditanggapi serius, karena tidak menutup kemungkinan jika terjadi pada keluarga kita. Sejauh ini apakah P2TP2A programnya masih hidup atau berjalan,” ungkapnya kepada wartawan Rabu (10/04).

Lanjut Murti harus pemerintah lebih peka terhadap kejadian ini, jangan sampai hal seperti terulang terus-menerus seperti kejadian sekarang.

“Harusnya P2TP2A lebih kometmen terhadap tumbuh kembangnya perlindungan perempuan dan anak. Termasuk juga responsif terhadap perkembangan lingkungan,” tuturnya dengan nada geram.

Pihaknya mengemukakan pada 2012 kabupaten Bondowoso sudah mendeklarasikan sebagai kabupaten layak anak. Sehingga penghargaan Kabupaten/kota Layak Anak tahun 2017 diterima oleh Kabupaten Bondowoso, kategori Pratama, yang diberikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

“Respon mereka – mereka sejauh ini mana, dengan maraknya kejadian tersebut. Kinerja dan anggaran P2TP2A seperti apa, ayo duduk bersama bagaimana pencegahan dan pengobatannya. Apakah masih pantas menyandang kota layak anak dengan kejadian pelecehan seksual yang bertubi-tubi ini,” imbuhnya.

Pihaknya berharap kepada para predator kekerasan seksual terhadap anak ini dihukum seberat-beratnya. Tidak hanya dirinya ingin agar para korban mendapatkan perlindungan dan perlakuan lebih dari pihak terkait agar bisa menghilangkan rasa trauma terutama dikalangan masyarakat. (*/Rois)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *